Sempat saya berfantasi, mungkinkah sinetron Indonesia mampu setenar K-Drama (Korea Drama), J-Drama (Japan Drama) ataupun serial Drama India yang mampu populer di negara lain bahkan bisa menciptakan fanbase tersendiri.
Walaupun sinetron juga dipasarkan ke negara tetangga seperti Malaysia, Singapura maupun Brunei Darussalam namun saya merasa belum mampu menjadi media branding Indonesia secara internasional.
Korea Selatan menjadi contoh negara di mana mampu menciptakan National Branding melalui budaya K-Pop maupun K-Drama. Saya sempat membaca skripsi dari James Keiyo yang menuliskan bahwa pendapatan Korea Selatan dalam eksport program televisi serta K-Pop mencapai US$ 2 miliar di tahun 2004 (Sumber klik disini).
Hal luar biasa lainnya, pemerintah memberikan perhatian besar menjadikan K-Pop dan K-Drama sebagai national branding dan memperluas pasar hingga di kawasan Asia, Eropa hingga Amerika.
Beberapa K-Drama yang cukup populer di tanah air seperti Squid Game, Crash Landing On You, Descendants of The Sun, My Love from Another Star, Jewel in the Palace, dan masih banyak lainnya.
Perkembangan sinetron Indonesia seakan ada di dua posisi. Satu sisi menjadi kebanggaan mengingat kita memiliki sinema tersendiri yang sempat booming di tahun 2000-an.
Disisi lain, ada masyarakat kita yang mencemooh terhadap kualitas sinetron tanah air. Inilah yang membuat kini banyak orang enggan menonton sinetron tanah air.
Sebenarnya sempat saya memikirkan hal-hal apa saja yang bisa ditingkatkan dan diperbaiki jika berharap sinetron menjadi national branding Indonesia kedepannya. Apa saja itu?
# Perlunya Pengembangan Jalan Cerita yang Berbeda