Seorang leader di kantor dikenal memiliki porsi makan besar dan setelah makan langsung terlihat mengantuk. Tidak jarang ketika jam istirahat, ia selalu tertidur pula setelah makan berat.
Saya akui perut kenyang buat orang mudah merasa kantuk. Berdasarkan situs berita kesehatan, rasa kantuk setelah makan dikarenakan hormon tubuh meningkat.
Hormon seperti amilin, glukagon dan kolesistokinin akan membuat kadar gula darah meningkat serta memunculkan rasa kenyang. Disisi lain adanya hormon serotonin dari otak mampu menciptakan rasa kantuk setelah makan.
Kebiasaan ini dalam jangka waktu panjang rentan menimbulkan penyakit serius. Salah satunya diabetes melitus atau kencing manis.
Ironisnya leader saya ini memiliki silsilah keluarga pengidap diabetes melitus artinya dirinya berpotensi memiliki gen riwayat penyakit sama. Padahal usianya masih tergolong muda sekitar 28 tahun.
Hal mencengangkan ternyata berdasarkan data Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), periode September 2009 hingga September 2018 diketahui terdapat 1.213 kasus diabetes mellitus tipe 1 yang menyerang usia anak dan remaja. Kasus terbesar bahkan ditemukan di DKI Jakarta dan Jawa Barat (berita selengkapnya klik di sini).
Tingginya kasus ini tidak terlepas dari kebiasaan, gaya hidup dan pola makan tidak sehat generasi muda saat ini.
Jika dulu ada istilah, berhentilah makan sebelum kenyang, nyatanya kini seringkali saya melihat anak muda baru berhenti makan jika sudah terlampau kenyang.
Saya sering mengamati ketika tengah di acara Kondangan, anak muda mengambil porsi makanan ukuran jumbo.
Satu piring besar full nasi dan berbagai macam lauk. Porsi yang menurut saya untuk 2-3 orang ternyata habis dikonsumsi seorang diri.