Saat kecil dulu orang tua berpesan, carilah teman sebanyak mungkin. Pesan inilah yang menjadi pegangan ketika berada di lingkungan baru. Berusaha mencari teman sebanyak mungkin untuk mengobrol, saling membantu atau bahkan mempeluas jaringan.
Tidak jarang akhirnya muncul kumpulan teman khusus yang dinamai geng. Ada geng Ijo Lumut (Ikatan Jomblo Lucu dan Imut), Geng CC Uda (Cewek Cantik, Unik dan Menggoda), Geng Copot (Cowok Playboy Otentik) atau Geng Gang Sapi bentukan Engkong Felix Tani dan beranggotakan Pak Rudy Gunawan. Hehe
Ironisnya seiring bertambah usia, tanpa disadari teman kita akan berkurang satu persatu. Ada dengan alasan sibuk, punya teman lain, sudah menikah, sudah tidak sejalan atau ternyata ditinggal oleh teman untuk selamanya (meninggal).
Di atas adalah sepenggal video yang menggambarkan realita kehidupan dimana dulu banyak memiliki teman namun perlahan mulai terasa asing dan kemudian menghilang.
Seorang teman kuliah pernah membuat sebuah postingan. Dirinya merasa sedih karena teman-teman saat kuliah sudah banyak berubah. Untuk kumpul bareng saja mustahil apalagi jika mengulang keseruan di masa kuliah dulu. Teman saya merasa kecewa kenapa waktu justru membuat banyak temannya menghilang.
Saya pun mencoba menghitung seberapa banyak teman masa kuliah yang masih dekat hingga sekarang. Dulu saat kuliah teman saya sangat banyak. Teman angkatan saja ada 100 orang lebih ditambah teman lintas angkatan, jurusan dan fakultas hingga teman masa organisasi.
Kini jika dihitung teman masa kuliah yang masih intens interaksi ternyata kurang dari 10 orang. Ketika membuat status di sosial media pun, mereka hanya jadi pengamat saja tanpa ada interaksi personal.
Pertemanan Bersifat Dinamis, Benarkah?
Saya akui ini benar. Ada banyak kondisi dan faktor yang membuat kita kehilangan teman terdekat seiring bertambah usia.