Kasus perudungan kembali menjadi topik hangat di masyarakat setelah seorang karyawan KPI Pusat melaporkan kejadian perudungan yang dilakukan rekan-rekan kerja di tempat kerja. Tidak main-main si korban merilis oknum pelaku lebih dari 4 orang.
Hal miris karena korban adalah seorang pria yang sudah menikah mengalami perudungan hingga pelecehan seksual selama bertahun-tahun. Bahkan korban mengalami depresi karena seakan tidak ada pihak yang menangani serius permasalahannya.
Umumnya perudungan banyak terjadi di sekolah dimana pelaku masih berusia anak-anak hingga remaja. Ini karena kelabilan emosi hingga belum matang cara berpikir. Wajar jika banyak terjadi perundungan di dunia pendidikan.
Kasus yang terjadi di KPI Pusat justru membuka pikiran saya bahwa ternyata usia, pendidikan tinggi hingga pengalaman tidak menjadikan seseorang berpikir bijak. Nyatanya masih ada oknum yang suka melakukan perundungan baik verbal maupun fisik kepada pihak lain.
Tempat kerja seakan belum menjadi tempat aman bagi setiap karyawan. Banyak hal sederhana yang justru menjadi bagian dari perundungan di kantor
Memberikan sebutan khusus kepada rekan kerja seperti Si Dungu, Si Lelet, Si Hitam, Si Gigi Behel, dan sebagainya nyatanya adalah bentuk perundungan verbal. Banyak karyawan yang memberikan label khusus pada rekan kerja tanpa mereka sadari ini termasuk bullying serta memengaruhi psikis si korban.
Ada pula perundungan dalam bentuk tindakan seperti tugas kantor sengaja dihapus oleh rekan kerja, ban kendaraan dibuat kempes, menyembunyikan barang milik rekan kerja hingga membuat si pemilik panik atau mengerjai teman yang latah dalam kurun waktu lama juga bisa saya kategorikan bagian dari perundungan di kantor.
Apakah ada cara terhindar dari hal ini?
Beberapa orang disekitar saya pernah menceritakan bagaimana dirinya terbebas dari perundungan di tempat kerja. Awalnya mereka juga menjadi korban namun situasi sudah berubah 180 derajat. Berikut tindakan yang bisa kita lakukan apabila kini menjadi korban perundungan.
1. Ubah Karakter Personal