Ada satu momen ketika reuni bersama teman-teman masa kuliah. Kami mengobrol panjang lebar untuk mengakrabkan kembali suasana serta melepas rindu lama tidak berjumpa. Salah satu topik adalah seputar kerjaan yang tengah digeluti.
Teman ada bercerita tentang posisi kerjaan, tugasnya, pencapaiannya, lingkungan kerja hingga ada yang curhat terkait kekesalan pada manajemen perusahaan.
Teman ini bercerita ketidaknyamannya pada atasan yang galak serta ada aturan perusahaan yang membuatnya tidak berpihak pada karyawan.
Kami pun mendengarkan curhatan hatinya yang berapi-api tentang kekesalan dirinya pada manajemen perusahaan.
Sebagai teman, kami berusaha memberikan solusi terbaik dan menganjurkan untuk berpindah kerja jika sudah tidak nyaman. Namun karena situasi belum memungkinkan, dirinya memilih bertahan dulu.
Seiring waktu saya pun berpikir, etiskah menceritakan kejelekan perusahaan kepada orang lain?
Saya pernah membaca quote bijak bahwa jangan pernah menjatuhkan atau menjelekkan perusahaan tempatmu bekerja karena setidaknya kamu pernah bertahan hidup dari perusahaan tersebut.
Saya mengamini quote tersebut karena sejatinya ada beberapa alasan mendasar jangan menjelekkan perusahaan tempat kita bekerja meski tengah berada di situasi tidak nyaman. Mengapa?
1. Kekesalan Justru Berawal Dari Diri Sendiri
Ketika ada teman yang cerita bahwa atasan di perusahaannya galak tidak jelas pada dirinya. Kita yang mendengar pasti ikut prihatin dan ikut merasakan kekesalan yang dialami oleh teman kita.
Eitss, jika kita mau bersikap obyektif. Kita perlu mencari tahu kenapa si bos teman ini suka marah pada dirinya. Apakah karena sifatnya yang pemarah, ada masalah pribadi yang dibawa ke tempat kerja atau justru kemarahan si atasan karena tingkah laku teman kita sendiri yang tidak bisa ditolerir.