Lihat ke Halaman Asli

H.I.M

TERVERIFIKASI

Loveable

Singkirkan Kebiasaan Buruk Ini Jika Ingin Bekerja di Perusahaan Multinasional

Diperbarui: 29 Juni 2021   13:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi pekerja. Ada beberapa kebiasan buruk yang harus dihindari pekerja| Sumber: Unsplash/Windows via Kompas.com

Banyak pencari kerja memiliki mimpi bekerja di perusahaan multinasional seperti Unilever, Cevron, The Coca-Cola Company, KFC, MCD, Google, Yamaha, Mitsubishi, dan sebagainya. 

Menguntip dari salah satu situs online, perusahaan multinasional sendiri merupakan perusahaan besar yang umumnya berada di berbagai negara industri dan mempunyai kantor di berbagai negara lainnya, umumnya di berbagai negara berkembang (sumber klik di sini). 

Kita juga patut berbangga hati karena ada beberapa perusahaan Indonesia yang sudah dikategorikan sebagai perusahaan multinasional karena mampu melakukan ekspansi pasar secara global seperti Indofood, Wings Group, Semen Indonesia hingga BNI.

Saya sempat bertanya kepada beberapa teman yang bekerja di perusahaan multinasional tentang alasan mereka termotivasi bekerja di perusahaan tersebut. Ada beberapa alasan mendasar seperti gaji yang besar, tertarik bekerja dibidang industri, jaringan luas, dan banyaknya perusahaan multinasional di Indonesia. 

Cukup beralasan karena jika kita tinggal di Jabodetabek dan Karawang akan banyak ditemukan kawasan industri seperti MM2100, Jababeka, EJIP, KIIC, Surya Cipta, GIIC dan kawasan industri lainnya dimana disana banyak perusahaan multinasional. 

Gaji yang ditawarkan pun tergolong tinggi dibandingkan daerah lain di Indonesia serta menyerap banyak tenaga kerja. Daerah Karawang dan Bekasi bahkan menduduki peringkat 1 dan 2 sebagai UMK terbesar di Indonesia.

Meskipun peluang kerja di perusahaan multinasional terbilang besar namun kita perlu membuang jauh kebiasaan buruk yang dapat menghambat karier kita. Apa saja itu? 

1. Berghibah

Ghibah telah menjadi kebiasaan buruk yang menjangkit masyarakat kita. Meskipun menjadi salah satu interaksi sosial nyatanya topik ghibah lebih mengarah pada membicarakan hal negatif atau aib seseorang. 

Teman saya memiliki pengalaman buruk kontrak tidak diperpanjang karena kelakuan ini. Teman saya baru diterima di perusahaan minuman terkemuka asal Jepang. Sebagai anak training dengan sistem angkatan tentu mereka memiliki WhatsApp Grup (WAG) angkatan untuk saling akrab dan sharing. 

Layaknya WAG pada umumnya, topik pembicaraan seringkali juga mengarah pada urusan personal serta ghibahan. Ada kisah tragis yang dialami teman saya terkait kelakuan ghibahnya di WAG. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline