Lihat ke Halaman Asli

H.I.M

TERVERIFIKASI

Loveable

Indonesia Gagal (Lagi) Menerima Mahkota Miss Universe. Mari Tetap Apresiasi daripada Nyinyir

Diperbarui: 17 Mei 2021   15:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ayu Maulida Dalam Balutan Kostum Nasional Komodo dalam Miss Universe 2020. Sumber Antaranews.com

Hari ini menjadi waktu yang banyak ditunggu oleh para pecinta ajang kecantikan (peagent lovers) di seluruh dunia karena perhelatan final Miss Universe di Seminole Hard Rock Hotel & Casino, Florida, Amerika Serikat.

Ajang ini begitu spesial karena sempat mengalami penundaan diakibatkan pandemi Covid19. Tidak heran pengadaan ajang bergengsi ini semakin ditunggu untuk mengetahui siapa dan negara mana yang beruntung menggantikan Zozibini Tunzi dari Afrika Selatan sebagai Miss Universe 2019.

Saya sangar tertarik pada sesi pakaian nasional dimana setiap peserta membawakan kostum yang merepresentasikan budaya, tradisi dan keunikan dari negaranya. Tahun ini Indonesia diwakili oleh Rr Ayu Maulida Putri yang membawakan kostum Komodo Dragon: An Indonesian Prehistoric Heritage yang terinspirasi dari hewan endemik Komodo. 

Saya melihat kostum ini begitu spektakuler karena memiliki desain yang detail, ada perpaduan lampu yang menerangi sisik komodo dan semakin didukung dengan pembawaan Ayu Maulida yang anggun. Ada harapan kostum ini bisa mengulang kembali sebagai kostum nasional terbaik yang pernah diraih oleh Indonesia saat diwakili oleh Elvira. 

Sayangnya harapan itu sirna ketika Myanmar terpilih mendapatkan award Kostum Nasional Terbaik yang notabanenya merupakan kostum pengganti karena kostum yang dipersiapkan hilang saat pengiriman. Pesan"Pray For Myanmar" memberikan pesan mendalam terhadap situasi yang tengah mencekam di negara tersebut yang membuat juri terpukau dengan makna dari kostum yang dibawakan. 

Indonesia juga harus ikhlas gagal mendapatkan mahkota Miss Universe 2020 karena pilihan jatuh kepada Andrea Meza, wakil dari Meksiko. Indonesia tidak sepenuhnya gagal karena Ayu Maulida berhasil tembus dalam jajaran 21 besar. Namun memang prestasi terbaik Indonesia pada ajang ini masih dipegang oleh Frederika Alexis Cull pada ajang MU 2019.

Kalah menang memang hal biasa dalam suatu perlombaan. Setiap peserta pasti sudah memberikan upaya terbaiknya untuk bisa menjadi pemenang. Namun nyatanya pasti ada terbaik dari yang terbaik. Untuk itulah saya mengganggap kita sebagai penonton dan pendukung harus bisa lebih mengutamakan apresiasi dibandingkan sikap nyinyir. Mengapa? 

1. Beban Peserta Lomba Itu Besar

Saya teringat ketika dulu pernah mewakili universitas mengikuti lomba karya tulis tingakt Nasional di Makassar. Saya dan team sudah berusaha maksimal dari mempersiapkan makalah, membuat presentasi, media pendukung hingga latihan presentasi saat final nanti. 

Ada beban yang luar biasa karena saya mewakili universitas di ajang nasional. Tidak sedikit pula dana pribadi yang harus dikeluarkan untuk persiapan lomba, akomodasi dan kebutuhan lainnya. Artinya ketika kalah maka uang akan hilang tanpa ada pengganti. Berbeda jika menang, hadiah uang bisa menutupi semua anggaran yang kami keluarkan. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline