Hari raya atau lebaran dalam istilah masyarakat kita selalu identik dengan penerimaan Tunjangan Hari Raya (THR). Tunjangan ini umumnya dalam bentuk tambahan uang yang biasanya digunakan untuk membeli baju baru, membuat atau membeli kue lebaran, Jalan-jalan atau kebutuhan mudik.
Nyatanya tidak semua pekerja beruntung bisa mendapatkan THR sebagai penghasilan tambahan. Pekerja lepas, pedagang kecil, nelayan atau petani hampir tidak merasakan nikmatnya mendapat THR. Saya melihat bahwa rejeki lebaran tidak hanya berkutat dengan THR. Masih ada rejeki lain yang bisa disyukuri. Apa saja itu?
1. Bisa Lebaran Bersama Keluarga Besar
Di tengah situasi pandemi ini pemerintah telah membuat anjuran larangan mudik bagi masyarakat. Tujuannya agar penyebaran virus COVID-19 tidak semakin meluas dan membahayakan anggota keluarga di kampung halaman. Salah satu kebijakan pemerintah adalah membatasi pergerakan masyarakat yang hendak mudik di berbagai daerah.
Artinya bagi mereka para perantau yang tidak bisa mudik maka harus menyiapkan mental untuk merayakan lebaran tidak bersama keluarga besar di kampung. Tentu ini pengalaman yang kurang menyenangkan bagi perantau yang rindu sanak saudara di kampung.
Bersyukurlah ketika ada sebagian orang meski tidak mendapatkan THR namun masih bisa merayakan lebaran dengan orang tua, istri atau anak secara lengkap sebagai keluarga besar. Mereka bisa bersilahturahmi dengan tetangga, kerabat atau teman semasa kecil.
Suasana seperti ini adalah rejeki yang tidak ternilai bagi orang yang cinta terhadap keluarga dan rindu kampung halaman.
2. Diberikan Kesehatan Prima Saat Lebaran
Saya membayangkan bagaimana sedihnya ketika merayakan lebaran dalam kondisi tidak sehat atau bahkan harus terisolasi karena terjangkit penyakit seperti COVID-19.
Tinggal seorang diri dalam ruangan yang terisolir. Tidak bisa berkumpul dengan keluarga ataupun keluarga tercinta karena larangan untuk berinteraksi secara langsung tentu akan menjadi momen berat. Apalagi dalam kondisi tidak prima tentu melakukan kewajiban berpuasa akan sangat susah. Padahal banyak orang merindukan bulan Ramadhan dan kita tidak bisa menerka apakah bisa bertemu dengan Ramadhan di tahun berikutnya.