Lihat ke Halaman Asli

H.I.M

TERVERIFIKASI

Loveable

Pelaku Terorisme Kini Tak Pandang Usia dan Gender, Mungkin Ada di Sekitar Kita?

Diperbarui: 1 April 2021   16:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pelaku Terorisme di Mabes Polri. Sumber Trubunnews

Kejadian penyerangan yang dilakukan oleh seorang wanita muda bernama Zakiah Aini (ZA)di Mabes Polri menandakan bahwa kini pelaku terorisme sudah kian berani. Mengapa? 

Jika dulu pelaku terorisme bergerak sembunyi-sembunyi agar tidak terendus tindakannya oleh aparat penegak hukum ataupun masyarakat. Dulu saat masih remaja, kasus seperti ancaman akan adanya bom melalui telepon guna menakut-nakuti masyarakat atau orang disekitar lokasi yang diteror. Setelah itu muncul juga kasus bom yang diletakkan tersembunyi agar tidak diketahui siapa yang meletakkan bom tersebut. 

Kini pelaku lebih terang-terangan melakukan aksinya dengan melakukan bom bunuh diri hingga penyerangan langsung yang banyak dilakukan kepada instansi kepolisian. Terbukti pelaku teroris yang menyerang polisi, meletakan bom di pos polisi, hingga bom bunuh diri di tempat yang terdapat polisi. 

Hal mencengangkan ketika kini ada upaya penyerangan secara langsung di Markas Besar (Mabes Polri) oleh seorang wanita muda. Ada 2 hal yang mencengangkan bagi saya. 

Pertama, pelaku terorisme sudah berani menyerang lokasi yang dijaga ketat oleh polisi. Artinya si pelaku ingin langsung memberikan gertakan dan penyerangan di "rumah" target korban meskipun dirinya tahu akan bernasib apa. Ibarat saya ingin melukai seekor singa di tengah savana dengan ratusan singa di sekitarnya. Artinya sekalipun saya berhasil melukai seekor singa, saya harus siap jika singa lain melukai dan membunuh saya seketika. 

Kedua, pelaku terorisme adalah seorang wanita muda yang jika dilihat dari foto yang beredar terlihat cantik, anggun, dan berbakat. Munculnya kartu Identitas Basis Shooting Club dengan adanya  Persatuan Berburu dan menembak Seluruh Indonesia (Perbakin) atas nama ZA menguatkan dugaan saya bahwa keterampilan dirinya menembak bisa jadi didapatkan karena tergabung dalam Club tersebut.

Selama ini pelaku teroris masih identik dilakukan oleh pria dewasa namun seiring waktu pelaku terorisme justru banyak melibatkan remaja, gadis hingga wanita dewasa. Beberapa kasus pemboman seperti Hotel JW Marriot tahun 2009, Gereja di medan pada 2016 hingga pemboman di wilayah Surabaya pada 2018 juga melibatkan para remaja.

Artinya semua orang bisa direkrut oleh oknum terorisme untuk menjadi bagian dari kubunya. Sangat memprihatinkan anak usia remaja dimana umumnya masih suka bermain dengan teman sebaya, sibuk menggeluti hobi namun berhasil dicuci otaknya untuk melakukan aksi "jihad" yang salah. 

Munculnya sosok ZA sebagai wanita muda yang kerap kali dicap sosok lemah lembut, lemah dan tidak suka dengan kekerasan justru dengan keberanian menyerang Mabes Polri. Tindakan ini tentu butuh keberanian besar dan penanaman ideologi yang sangat kuat hingga berpikir menyerang aparat hukum sebagai bagian dari Jihad. 

Teringat saat masih berkantor di Pasuruan Jawa Timur. Terjadi penangkapan pelaku terduga terorisme di Bangil, Kabupaten Pasuruan. Saya kaget karena lokasi penggerebakan tidak jauh dari kantor. Tidak hanya itu seorang teman pernah cerita jika dulu dirinya masih 1 kampung dengan Imam Samudera, pelaku Bom Bali 1. Bahkan dirinya beberapa kali melihat pelaku saat masih di kampung. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline