Resign adalah hal lumrah terjadi dalam dunia kerja. Banyak alasan yang mendasari pengajuan resign ini seperti tidak nyaman dengan suasana kerja, bos terlalu galak, gaji kecil, kerjaan terlalu banyak dan sebagainya.
Saya pun pernah resign dari sebuah pekerjaan. Saat tahun 2009 saya mengajukan resign sebagai sales counter di salah satu toko handphone yang cukup besar di Denpasar, Bali. Alasan resign karena melanjutkan studi di salah satu kampus di Malang, Jawa Timur sehingga mau tidak mau harus resign dan pindah ke Pulau Jawa.
Banyak teman kerja menyayangkan kenapa saya harus resign mengingat suasana kerja sudah nyaman dan performa kinerja saya dianggap baik di perusahaan tersebut. Nyatanya ini adalah pilihan yang harus saya ambil karena tidak mungkin kerja di Bali namun juga kuliah di Jawa Timur secara bersamaan. Serta tahun tersebut adalah tahun terakhir saya mendaftar di kampus negeri karena ada batasan tahun kelulusan dan usia.
Jika pengajuan resign saya dianggap memiliki alasan kuat namun ironisnya di luar sana sangat banyak karyawan yang ragu apakah mengajukan resign atau memilih bertahan di perusahaan. Ibarat mereka ada di persimpangan jalan dan bingung memilih jalur kanan atau kiri.
Apabila Kompasianer kini berada di posisi tersebut dan tengah galau apakah keputusan resign sudah tepat atau belum atau bertahan di perusahaan di tengah pandemi dianggap sebagai putusan yang baik meski mengorbanan rasa tidak nyaman di perusahaan maka ada beberapa pertanyaan yang dapat membantu untuk mengukur kemantapan hati untuk resign atau bertahan.
Pertanyaan ini muncul karena ada kasus beberapa teman saya mengalami kondisi ini dan hasil saya bertanya kepada rekan kerja mengapa dirinya pernah resign di perusahaan sebelumnya. Ada 5 pertanyaan yang bisa di tanyakan pada diri sendiri terkait keputusan resign apakah tepat atau tidak.
1. Kenapa Harus Resign?
Ini adalah pertanyaan dasar yang harus kita ketahui kenapa harus mengajukan resign. Pasti ada alasan khusus sehingga memunculkan niat untuk resign dari kerjaan sekarang.
Kita harus mencari tahu alasan mendasar mengapa muncul keinginan tersebut dengan bertanya pada diri sendiri terkait keputusan tersebut. Seperti yang saya infokan sebelumnya ada berbagai alasan yang kerapkali dijadikan kedok karyawan untuk mengajukan resign seperti gaji di tempat saat ini kecil, tugas tidak sejalan dengan passion, atasan terlalu galak, rekan kerja menyebalkan dan sebagainya.
Untuk menjawab pertanyaan ini saran saya siapkan kertas dan tulis apa saja yang membuat kita tidak nyaman di tempat kerja sekarang dan apa sisi positif yang kita dapatkan di perusahaan saat ini. Kita coba buat skala prioritas dan menimbang sisi mana yang paling berat. Cara ini selalu saya anjurkan kepada rekan kerja yang berniat mengajukan resign agar jangan sampai keputusan yang diambil bersifat emosi sesaat yang berakibat penyesalan.