Hari ini seakan menjadi saksi sejarah dimana Bapak Jokowi selaku Presiden RI menjadi orang pertama yang menjalani vaksin Covid-19 di tanah air. saya menilai upaya ini untuk mematahkan pandangan negatif terkait isu-isu terkait dampak dan tujuan pemberian Covid-19.
Hingga saat ini masih ada masyarakat yang meragukan virus Covid-19 dan menganggap hal tersebut hanyalah hoax dan propaganda politik. Padahal sudah banyak disekitar kita yang terpapar virus ini. Bahkan tidak sedikit tenaga kesehatan yang mengorbankan waktu, tenaga dan bahkan nyawanya sendiri untuk membantu menghadapi wabah Covid-19. Ada beberapa orang yang saya kenal juga dinyatakan menjadi pasien Covid-19 dan berjuang untuk sembuh.
Mengapa masih ada keraguan?
Ironis memang dimana permasalahan belum juga tuntas sejak Maret 2020. Terbukti hingga sekarang jumlah penderita masih tinggi dan menempati peringkat pertama di Asean sebagai jumlah penderita Covid-19 terbanyak. Masyarakat juga mulai acuh dimana protokol kesehatan banyak yang dilanggar hingga masih sering berkumpul atau beraktivitas yang berpotensi terjadinya penyebaran virus Covid-19.
Kini munculnya vaksin Covid-19 pun dipenuhi dengan bumbu-bumbu yang kurang mengenakan. Ada sekelompok orang yang menolak keberadaan vaksin dengan alasan belum teruji, kekhawatiran efek samping hingga kasus penerima covid di negara lain yang menunjukkan hasil yang kurang memuaskan.
Wajar memang sebagai manusia dan bagian dari masyarakat kita menginginkan sesuatu yang terbaik namun kondisi ini membutuhkan penanganan sesegera mungkin. Sudah banyak sektor yang terkena dampak dari wabah Covid-19.
Saya mengancungi jempol tindakan Bapak Jokowi yang maju sebagai orang pertama divaksin untuk meyakinkan masyarakat bahwa vaksin Covid-19 yang direkomendasikan pemerintah aman dan lolos uji BPOM dan MUI.
Tapi itukan Kewajiban Presiden, wajar dong maju pertama kali divaksin?
Jujur saya gemas melihat komen netijen yang katanya maha benar. Mereka lebih suka melihat dari sisi bertentangan daripada melihat sisi baik. Kadang hati ini ingin juga berkomentar,
Wahai netijen, lihatlah bapak presiden kita yang dengan segenap upaya meyakinkan kita bahwa vaksin menjadi cara untuk menghentikan Covid-19. Kalian masih ragu maka bapak presiden bersedia maju dan menjadi orang pertama yang maju. Ini menunjukkan sikap jiwa besar dan keinginan kuat agar tumbuh rasa kepercayaan juga di tengah masyarakat.
Saya yakin dalam lubuk hati bapak presiden ataupun keluarga juga penuh dengan rasa yang berkecamuk. Namun sebagai pemimpin, sikap bapak presiden perlu diancungi jempol.
Pertanyaan pun dibalik, jika kamu adalah pemimpin negara atau setidaknya kepala keluarga. Bersediakah menjadi orang pertama yang divaksin demi kesehatan bersama dan mewujudkan harapan Covid-19 ini segera berakhir?