Mencintai adalah hasrat dasar yang dimiliki makhluk hidup. Kita tidak pernah tahu kepada siapa dan dimana dapat muncul rasa jatuh cinta.
Teringat kisah Nabi Adam yang langsung jatuh cinta kepada Hawa yang diciptakan Tuhan dari tulang rusuknya. Atau kisah Bapak Habibie yang mencintai Ibu Ainun, teman masa sekolahnya.
Cinta bisa datang tiba-tiba dengan cara yang tidak terduga. Tidak heran seorang muda-mudi yang semasa kecil bermusuhan bisa saja setelah dewasa justru saling mencintai. Begitu pula ketika kita tiba-tiba mencintai rekan kerja di kantor.
Kisah cinta dengan rekan kerja sudah lumrah terjadi. Ada yang terjadi karena seringnya interaksi selama di kantor, terlibat dalam proyek yang sama, perhatian lebih dari rekan kantor atau bahkan perseteruan kerja yang berakhir dengan saling suka layaknya serial FTV.
Di sekitar saya, ada beberapa teman kantor yang saling menyukai. Ada yang berakhir dengan status pacaran namun ada juga yang berhasil hingga ke pelaminan.
Ironisnya masih ada aturan internal perusahaan yang membatasi hubungan antar rekan kerja hingga larangan menikah dengan rekan kerja dalam satu perusahaan.
Ini terjadi pada teman angkatan di kantor, sepupu hingga guru sekolah saya yang mengalami kisah percintaan dengan cerita yang berbeda.
Teman kantor saya seorang berstatus manager QC menikah dengan staf produksi di pabrik. Teman kerja saya ini seorang wanita yang memiliki karir baik dan bertanggungjawab terhadap kualitas produk sehingga posisinya pun terbilang tinggi.
Keputusannya untuk menikah dengan pasangannya yang juga satu area kantor membuat dirinya dilema. Manajemen memberikan pilihan bahwa tidak bisa suami-istri bekerja di perusahaan sehingga harus memilih siapa yang harus bertahan.
Mengingat karir teman saya lebih tinggi dan suaminya lebih mudah mendapatkan pekerjaan di perusahaan lain sehingga suaminya memutuskan untuk mengundurkan diri dari perusahaan.