Dibantu ya! Simsalabim jadi apa? Prok Prok Prok
Kalimat tersebut terasa membekas di pikiran saya ketika membahas Pak Tarno, magician atau di kalangan kita dikenal dengan istilah pesulap.
Kehadiran Pak Tarno di layar televisi mampu membuat saya tertawa. Meskipun dirinya bukan sang Juara pada acara The Master season 3, namun popularitasnya bahkan menggungguli Rizuki yang menjadi juara.
Pembawaannya yang sederhana, atraksi sulap yang sebenarnya sangat sederhana namun tetap menarik untuk ditonton ditambah kalimat penyemangat yang selalu terlontar seakan menjadi ciri khas Pak Tarno. Tidak heran Deddy Corbuzier bahkan memberikan dirinya gelar Master of Traditional Magician.
Jika dulu saya masih sering melihat Pak Tarno wara-wiri sebagai bintang tamu ataupun pengisi acara di salah satu stasiun TV namun kini seakan hilang ditelan bumi.
Pak Tarno hanyalah contoh sederhana di mana dunia magician kini mulai tergerus zaman. Padahal dulu acara sulap begitu digemari sehingga melahirkan banyak pesulap atau aliran magician populer. Sebut saya Deddy Corbuzier, Romy Rafael, David Copperfield, Cinta Kuya, The Secret Riana, Demian, Limbad, hingga Pak Tarno sendiri.
Bahkan tidak sedikit yang memiliki acara tersendiri di TV nasional seperti Demian dalam acara Demian Sang Illusionis; Deddy Corbuzier dengan acaranya The Next Mentalist, Magicomic Show, hingga The Master yang juga terdapat Romy Rafael di dalamnya sebagai dewan juri.
Apa yang membuat Magician popularitasnya kian meredup? Saya pun berusaha mencari tahu mengapa dunia sulap seakan kurang diminati lagi. Ini terlihat di mana Deddy Corbuzier yang semula dikenal sebagai magician handal kini justru beralih profesi sebagai pembawa acara.
Pak Tarno yang sering saya lihat muncul sebagai bintang tamu kini hampir nyaris tidak terlihat lagi. Hanya The Secret Riana dan Demian yang sempat mewarnai pemberitaan televisi nasional dengan keikutsertaan dalam ajang pencarian bakat America's Got Talent.
Saya melihat meredupnya pamor dunia sulap justru disebabkan oleh "kanibalisme" antar magician. Istilah ini memang terbaca cukup ekstrem tapi kenyataan memang seperti itu. Para magician berlomba-lomba menarik penonton dengan membongkar trik sulap yang selama ini dipraktikkan.