Lihat ke Halaman Asli

H.I.M

TERVERIFIKASI

Loveable

Jika Reshuffle Kabinet Terjadi, Tolong Kembalikan Ibu Susi

Diperbarui: 4 Juli 2020   12:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosok Ibu Susi Pudjiastuti. Sumber Liputan6.com

Saya akui bahwa saya adalah bagian dari pasukan patah hati saat mengetahui Ibu Susi Pudjiastuti tidak menjadi bagian kabinet Indonesia Maju 2019-2024 yang membantu pemerintahan Joko Widodo dan Ma'ruf Amin. Sosok Ibu Susi begitu menarik perhatian. Bahkan media mulai menyoroti sosok Ibu Susi saat diinformasikan akan menjabat sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan pada Kabinet Kerja 2014-2019.

Netijen begitu gencar mencari tahu seperti apa sosok dan sepak terjang beliau hingga dipercaya sebagai seorang menteri. Penampilannya yang nyentrik saat pelantikan menteri makin menyedot perhatian warga Indonesia. Bertato, tidak lulus SMA, suka merokok di depan publik, cara bicara ceplas-ceplos, dan suka berpenampilan kasual seakan bukan sosok ideal seorang menteri di mata banyak kalangan.

Saya justru kebalikannya yang menilai Bapak Jokowi cerdas memilih kandidat menterinya. Setidaknya Bapak Jokowi berani membuat stigma baru siapapun berhak dan memiliki kesempatan sama menjadi seorang pejabat pemerintahan bila memang dirinya kompeten.

Saya semakin terpukau dengan berbagai kebijakan dan aksi Ibu Susi dalam menangani berbagai isu kemaritiman tanah air. Hal fenomenal seperti penenggelaman kapal asing ilegal sempat menggemparkan dunia internasional. Tidak main-main banyak kapal milik Cina dan negara tetangga yang menjadi korban dari kebijakannya tersebut.

Gaya Nyentrik Ibu Susi. Sumber Liputan6.com

Ada hal menarik lain seperti aksi Ibu Susi yang mengendarai motor trail saat melakukan kunjungan dinas di Sumbawa, terekam ngopi santai di atas kano hingga tertidur pulas di kursi penumpang di bandara membuat saya salut. Ketika banyak pejabat berusaha mendekati media untuk membangun citranya ke publik justru ini terbalik dimana medialah yang senantiasa membangun citra ibu Susi ke publik. Citra sebagai sosok wanita cuek, apa adanya namun tegas menjadi karakter yang begitu melekat dari masyarakat kepada beliau. Tidak heran popularitas Ibu Susi bahkan menggungguli menteri lainnya dan bahkan menyamai Jokowi saat itu.

Berbagai isu memang terdengar mengapa dirinya tidak menjadi bagian dari kepemimpinan Jokowi. Isu seperti ketidakakuran Ibu Susi dengan Bapak Luhut Binsar Panjaitan selaku Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Republik Indonesia Kabinet Kerja saat itu hingga banyaknya tekanan asing untuk tidak menempatkan Ibu Susi dalam roda pemerintahan di Kabinet Indonesia Maju. Jika benar terkait isu dari tekanan asing menjadi salah satu penghambat maka berarti dunia internasional mengakui peran besar Ibu Susi di Kementerian Kelautan dan Perikanan.

Rasa patah hati saya sempat memudar sesaat ketika membaca pemberitaan bahwa Bapak Jokowi bersama dengan Bapak Erick Tohir selaku BUMN telah mempersiapkan posisi baru untuk Ibu Susi menjabat di posisi strategis di salah satu BUMN. Banyak netijen menerka-nerka posisi apa dan BUMN mana yang akan ditempat oleh ibu Susi.

Munculnya berbagai kasus yang mencoreng nama Garuda tahun lalu seakan membawa angin segar bagi para fans berat ibu Susi. Apalagi ada kasus pemecatan Ari Askhara selaku Dirut Garuda beserta perombakan direksi di tubuh Garuda seakan membuka harapan baru. Nama Ibu Susi sempat mencuat sebagai salah satu kandidat yang cocok menempati posisi tersebut. Ini mengingat pengalaman Ibu Susi dalam Susi Air dianggap dapat menjadi kontribusi untuk memperbaiki citra dan kinerja di tubuh Garuda. Sayang ternyata itu memang isu semata dimana tidak ada nama Ibu Susi dalam daftar komisaris maupun direksi Garuda terbaru.

Banyak kalangan masyarakat yang mengharap Ibu Susi dapat berkontribusi kembali dengan menempati pos strategis di pemerintahan ataupun BUMN. Saya personal menilai pengalaman Ibu Susi yang malang melintang di bidang pengolahan hasil laut hingga dirgantara cocok jika dipertimbangkan masuk mengisi posisi di PT Dirgantara Indonesia, Perum Perikanan Indonesia (Perum Perindo), PT Perikanan Nusantara (Persero) , ataupun PT. Pelayaran Nasional Indonesia (Persero). Sayangnya penilaian saya ini belum dilirik oleh pemerintah pusat.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline