Kemarin saya mendapat kabar bahwa istri teman semasa sekolah meninggal dunia. Begitu banyak ungkapan belasungkawa yang tersampaikan dalam grup WhatsApp alumni. Ini karena ketidakpercayaan kami mengingat teman dan istrinya adalah pasangan ideal.
Teman saya yang cowok semasa sekolah menjadi idola bagi banyak pelajar perempuan sehingga tidak heran banyak perempuan yang jatuh cinta karena parasnya bisa dibilang good looking, istrinya pun tidak jauh berbeda berparas cantik dan dikenal dengan banyak talenta sehingga penilaian kami mengganggap mereka pasangan ideal dirasa tepat.
Saya syok mendapat info bahwa istri teman saya meninggal karena bunuh diri. Berita ini akhirnya membukakan pikiran saya bahwa setiap orang memiliki pilihan untuk menentukan hidupnya. Kadang kita memberikan penilaian orang lain seperti, "wah enak ya jadi si X kaya gak ada beban hidup atau si X beruntung sekali hidupnya".
Memang rumput tetangga terasa lebih hijau dan kita menilai orang lain mungkin hanya dari sisi luarnya saja. Ternyata kita tidak terlalu tahu apa yang ada di dalam pikiran orang tersebut, bisa saja diluar tampak senyum bahagia namun di pikirannya memiliki beban hidup seperti hutang yang harus dibayar, masalah dengan keluarga, stres karena penyakit, tekanan sosial seperti bullying atau hal lainnya.
Menguntip data WHO diinformasikan bahwa terdapat 800.000 kasus bunuh diri per tahun yang terjadi di seluruh dunia. Bahkan di Jepang fenomena bunuh diri dianggap sebagai hal umum terjadi mengingat tingginya kasus bunuh diri di negara tersebut. Bahkan ada tempat yang dikenal dengan hutan Aokigahara dijadikan sebagai tempat bunuh diri paling populer di Jepang.
Umumnya terdapat beberapa faktor pemicu munculnya hasrat seseorang untuk bunuh diri seperti masalah ekonomi, permasalahan cinta, permasalahan keluarga, depresi, kesehatan mental, korban bullying, korban pelecehan seksual, hingga dikucilkan dari kehidupan sosial.
Orang yang memiliki hasrat bunuh diri mengganggap bahwa masalahnya adalah sesuatu yang besar maka mengakhiri hidup adalah jalan untuk menyelesaikan permasalahan tersebut.
Sebenarnya orang ini lupa bahwa setiap orang pasti memiliki masalah dalam hidupnya. Percayalah ada jutaan orang yang memiliki masalah jauh lebih berat daripada kita namun mereka mencoba bangkit hingga menemukan jalan hidupnya yang lebih baik daripada harus menghabisi nyawa sendiri dengan bunuh diri.
Saya mencoba merenung, hal positif apa yang bisa kita ciptakan dan bagikan kepada orang lain yang kini tengah berputus asa untuk menghindari diri dari niat bunuh diri. Berikut ada hasil renungan saya yang mungkin dapat berguna bagi orang lain.
Tuhan membenci orang yang bunuh diri. Ingatlah nyawa adalah pemberian dari Sang Pencipta maka sepantasnya kita menjaga amanah tersebut dengan sebaiknya.
Tidak ada satupun agama di dunia ini yang menganjurkan untuk bunuh diri jika sedang menghadapi masalah hidup. Bahkan diterangkan bahwa pelaku bunuh diri akan dimasukan ke dalam golongan para penerima siksa neraka.