Lihat ke Halaman Asli

H.I.M

TERVERIFIKASI

Loveable

Kebohongan Amir "Pejalan Kaki" Fenomenal, Tamparan Keras untuk Jurnalis dan Netizen

Diperbarui: 31 Januari 2019   10:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosok Pak Amir. Sumber Radar Bromo

Beberapa hari ini media massa maupun media sosial tengah dihebohkan dengan pengakuan Amir yang mengaku berbohong dengan aksi fenomenalnya berjalan kaki dari Medan hingga Banyuwangi yang telah viral di berbagai sosial media. 

Aksi berjalan kaki ini diinformasikan merupakan bagian dari nazar Pak Amir karena sembuh dari penyakit yang sempat dialaminya. Tidak hanya itu, tujuan berjalan kaki lintas pulau ini juga dikarenakan niat dirinya menemui sang ibu yang konon tinggal di daerah Ketapang Banyuwangi. 

Tak elak, banyak netijen dan relawan yang bersimpati dan bahkan selain dukungan moril, Pak Amir juga mendapat bantuan secara finansial hingga fasilitas untuk mendukung aksinya tersebut.

Sejujurnya saya pertama kali mengetahui aksi Pak Amir untuk berjalan kaki dari Medan hingga Banyuwangi melalui sebuah postingan facebook kemudian muncul repost instagram hingga akhirnya ada beberapa media yang meliput aksinya ini. 

Awalnya saya sangat terkesima dengan niat dan tujuan dari aksi tersebut dan berpikir bahwa Pak Amir sebagai sosok inspiratif karena mewujudkan rasa bersyukur dengan cara berbeda serta hasrat bertemu dengan sosok ibu yang telah lama berpisah sangatlah besar. Ternyata saya menjadi bagian dari masyarakat yang merasa terbohongi oleh sikap Pak Amir tersebut.

Saya ingat betul, seminggu lalu salah seorang rekan kerja di kantor memposting dirinya tengah menemani Pak Amir saat tiba di daerah Pasuruan. Dengan rasa bangga, teman saya setia menemani berjalan kaki bersama Pak Amir hingga memasuki ujung perbatasan kecamatan. 

Ternyata akibat viralnya kisah Pak Amir di Sosmed serta didukung pemberitaan media massa, banyak relawan baik secara individu maupun komunitas berbondong-bondong menunggu kehadiran Pak Amir.

Rasa takjub saya adalah ketika teman menginformasikan bahwa banyak komunitas yang saling berkoordinasi tentang lokasi terkini Pak Amir sehingga saat akan memasuki daerah baru, Pak Amir akan disambut oleh relawan lainnya yang akan mendampingi di perjalanan kedepannya. 

Istilahnya mereka rela melakukan pendampingan secara estafet agar Pak Amir memiliki teman yang setia menemani selama perjalanan. Suatu bentuk simpati dan empati yang luar biasa untuk seseorang yang sebenarnya belum mereka kenal.

Rasa takjub saya lainnya adalah ternyata dukungan masyarakat begitu besar terbukti banyak yang menyelipkan amplop berisi uang, pemberian barang, tumpangan menginap hingga ada yang tertarik memberikan paket umroh saat aksi ini berakhir. 

Teman kerja yang ikut mendampingi bercerita bahwa selama diperjalanan, banyak masyarakat yang menghampiri untuk memberikan amplop kenang-kenangan. Bahkan tas kecil yang dibawa Pak Amir seakan penuh dengan amplop. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline