Papua tidak hanya dikenal sebagai daerah kaya akan Sumber Daya Alam (SDA) namun juga tradisi dan budaya khas secara turun temurun dan tetap terjada hingga saat ini. Adanya kekayaan alam dan budaya ini seharusnya menjadi modal utama bagi masyarakat Papua untuk memikat hari wisatawan untuk berkunjung ke Papua. Namun ironisnya justru tingkat kunjungan wisatawan baik mancanegara maupun domestik masih bersifat fluktuatif dari tahun ke tahun.
Data tersebut seakan menunjukkan sisi kelemahan pemerintah untuk memperkenalkan potensi Papua ke kancah internasional dimana terlihat jumlah kunjungan mancanegara justru merosot tajam bila melihat kunjungan di tahun 2006 dan 2013. Papua saat ini memang masih bertumpu pada keindahan alam sehingga bukan rahasia umum bila wisatawan domestik ataupun mancanegara hanya mengenal Raja Ampat sebagai destinasi wisata di Papua. Padahal tren wisata saat ini menunjukkan bahwa wisatawan berkunjung ke suatu destinasi wisata bukan hanya ingin melihat keindahan alam semata namun juga berharap dimanjakan dengan budaya dan tradisi masyarakat setempat. Berkaca pada fenomena ini, Papua seharusnya berada pada garis terdepan sebagai provinsi yang direkomendasikan bagi wisatawan. Alam yang masih terjaga serta beragam tradisi dan budaya lokal yang belum tentu dapat ditemukan di daerah lain.
Salah satu nilai jual dari kebudayaan Papua untuk meningkatkan minat wisatawan adalah melalui Tarian Tradisional. Tarian tradisional Papua menjadi sesuatu yang spesial karena menampilkan sisi keunikan Papua secara kompleks terlihat dari gerak tari yang lincah, pakaian penari dari atribut alam, iringan musik yang khas hingga gerak tari yang menyimpan sejuta makna. Tari Papua memang banyak terinspirasi dari hubungan harmonis manusia dengan Sang Pencipta, interaksi sesama manusia, hingga hubungan manusia dengan alam. Bukan rahasia umum bila tari tradisional Papua banyak menceritakan tentang kondisi kepercayaan, perang antar suku, rasa syukur akan berkah yang diterima, hingga penolakan dari gangguan makhluk. Tentu saja ada beberapa tarian Papua yang bersifat sakral sehingga hanya dibawakan pada momen tertentu.
Disadari atau tidak, tari Papua justru menjadi sesuatu yang dicari oleh wisatawan. Umumnya wisatawan saat ingin mengunjungi suatu destinasi wisata memiliki hasrat yang ingin diperoleh selama berwisata. Tari Papua sebenarnya mampu menjawab hasrat tersebut karena :
Wisatawan Menyukai Masyarakat Setempat yang Ramah dan Menghargai Wisatawan
Papua memiliki kedua hal ini yang disajikan melalui Tarian Selamat Datang. Tarian Selamat Datang diatraksikan oleh penari pria maupun wanita untuk menyambut tamu atau wisatawan yang berkunjung ke daerah Papua. Mengenakan pakaian tradisional, diiringi alunan musik tifa (alat musik tradisional Papua) serta adanya penyematan kalung menjadi cerminan betapa ramahnya masyarakat Papua kepada orang baru yang berkunjung ke tanah Papua. Seandainya saya sebagai wisatawan pasti akan terharu disaat saya baru menyentuhkan kaki di bumi cendrawasih kemudian disambut dengan tarian yang enerjik seakan saya adalah keluarga yang lama tidak bertemu. Pastilah dalam hati saya ingin berlama-lama di daerah ini karena kesan pertama begitu hangat. Inilah kunci utama yang harus dipertahankan oleh masyarakat Papua kepada wisatawan agar muncul kesan dihati wisatawan, “Saya berada bukan seperti orang asing justru seperti di keluarga sendiri namun di tempat yang berbeda”.
Wisatawan Tertarik dengan Tradisi Lokal yang Unik dan Berbeda
Papua banyak terdapat tarian tradisonal yang terlahir dari kepercayaan setempat sebut saja tari Musyoh dan Tari Afaitaneng. Daya tarik dari Tari Musyoh lebih menekankan pada kepercayaan suku adat setempat tentang kehidupan setelah seseorang meninggal. Wisatawan dapat melihat kepercayaan lokal bahwa arwah seorang suku adat Papua bila meninggal karena kecelakaan dipercaya arwahnya akan bergentayangan atau tidak tenang. Tujuan diadakan tarian Musyoh adalah untuk menenangkan arwah tersebut.
Tarian ini menjadi keunikan tersendiri di Papua mengingat masyarakat suku Papua percaya bahwa orang yang masih hidup memiliki kepedulian terhadap seseorang yang telah meninggal. Tradisi ini belum tentu dapat disaksikan di daerah lain di Indonesia. Tari Afaitaneng juga memiliki sarat makna dimana tarian ini sebagai bentuk kepahlawaan saat terjadinya perang antar suku di Papua. Sisi heroik dimana tarian akan dibawakan semalam suntuk sebagai rasa syukur telah berhasil mengalahkan pihak lawan. Puluhan suku pedalam memang mendiami bumi cendrawasih yang tidak dipungkiri konflik antar suku masih sering terjadi. Wisatawan akan dapat belajar tentang tradisi perang lokal yang terjadi di Papua melalui sebuah tarian. Keunikan yang membuat Papua semakin kental sisi tradisional yang terjaga secara turun-temurun.
Wisatawan Ingin Sesuatu yang Semangat
Pernah mendengar atau melakukan tarian Sajojo atau Yospan? Kedua tarian ini memang berasal dari Papua. Ragam gerak yang enerjik, kompak dan semangat dapat memberikan kesan berbeda bagi wisatawan. Bahkan wisatawan dapat diajak menjadi bagian dalam menarikan tari Sajoho ataupun Yospan. Pengalaman ini memberikan kesan, budaya Papua dapat terbuka bagi siapapun dan dapat dipelajari oleh kalangan manapun. Saya saat berwisata diberikan kesempatan terlibat dalam budaya masyarakat setempat akan membuat senang dan bangga. Saya dapat menari bersama mereka, berinteraksi layaknya teman dan diajarkan tentang budaya setempat menjadi sesuatu yang dicari oleh wisatawan.