Pada malam yang cerah di Desa Tanjungsari, Kecamatan Tersono, Kabupaten Batang, suasana menjadi berbeda dari biasanya. Anak-anak desa tampak bersemangat dan penuh antusiasme. Mereka bukan sedang bermain atau beristirahat seperti biasanya, melainkan berkumpul di balai desa untuk mengikuti program belajar malam yang dipandu oleh mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) UIN Walisongo Semarang.
Program belajar malam ini merupakan bagian dari kegiatan KKN yang dilaksanakan oleh mahasiswa KKN MIT 18 Posko 54 dari UIN Walisongo Semarang. Tujuannya adalah untuk memberikan pendampingan belajar tambahan bagi anak-anak desa Tanjungsari, meningkatkan minat belajar, dan membantu mereka dalam memahami pelajaran sekolah yang mungkin dirasa sulit.
Mahasiswa KKN MIT 18 UIN Walisongo yang bertugas tidak hanya memberikan materi pelajaran sekolah seperti matematika, bahasa Indonesia, dan ilmu pengetahuan alam, tetapi juga mengajak anak-anak untuk belajar melalui berbagai permainan edukatif. Dengan pendekatan yang interaktif dan menyenangkan, anak-anak desa Tanjungsari diharapkan bisa lebih mudah memahami materi pelajaran dan sekaligus menikmati proses belajar.
Orang tua dan warga desa Tanjungsari sangat mendukung program ini. Mereka melihat adanya perubahan positif pada anak-anak mereka, baik dari segi semangat belajar maupun prestasi akademis. Selain itu, kehadiran mahasiswa KKN juga membawa warna baru dan semangat kebersamaan di desa Tanjungsari.
Mahasiswa KKN yang terlibat dalam program ini merasa mendapatkan pengalaman berharga. Mereka belajar bagaimana cara mengajar dengan sabar dan kreatif, serta mengembangkan kemampuan komunikasi dan kerjasama dengan masyarakat setempat.
Program belajar malam bersama mahasiswa KKN ini tidak hanya sekadar kegiatan akademis, tetapi juga menjadi jembatan antara dunia kampus dan masyarakat. Dengan adanya program seperti ini, diharapkan anak-anak desa Tanjungsari dapat memiliki kesempatan belajar yang lebih baik dan mahasiswa KKN dapat terus memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat. Kegiatan ini juga menjadi bukti bahwa semangat gotong royong dan pendidikan bisa berjalan beriringan demi masa depan yang lebih cerah.
Penulis : KKN MIT 18 Posko 54.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H