Lihat ke Halaman Asli

Indra J Piliang

TERVERIFIKASI

Gerilyawan Bersenjatakan Pena

Zona Bebas Covid-19, Mulailah dari Desa!

Diperbarui: 2 April 2020   02:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto aerial perempatan Alun-alun yang lengang pascakebijakan

Noktah harapan mulai muncul. Seluruh pasien infeksi virus corona Kota Malang berhasil sembuh. Cahaya kecil tak boleh pudar. Dalam panggung nasional, regulasi tentang Kebijakan Keuangan Negara dan Stabilitas Sistem Keuangan ditanda-tangani. 

Jelang sebulan kasus pertama diumumkan Presiden Jokowi. Tak perlu menunggu bulan kedua. Walau, jumlah korban terus bertambah, tersebar di hampir seluruh provinsi.

Medan perang besar dalam sejarah manusia, selalu mencatat titik penting perubahan keadaan. Ketika bayangan kematian dan kepunahan sudah begitu dekat, energi kemenangan sekecil apapun bakal menjalar. Bagai orang yang hanyut di sungai atau tenggelam di laut, ranting kayu yang mengapung tetap dianggap bagai perahu penyelamat.

Seperti batu kerikil Nabi Daud (David) yang meluncur deras kearah mata Raja Jalud atau Gholiath. Gholiath tumbang dengan mata pecah. Anak petani miskin dari dusun antah berantah, mampu menjatuhkan raja pilih tanding bersenjata pedang tajam dan tombak runcing. 

Kebetulankah? 

Tentu tidak. Daud ahli menggunakan ketapel yang selalu tersandang di leher atau pinggangnya. Setiap hari ketapel itu menemui sasaran, hewan-hewan pengganggu tanaman atau ternaknya. Bidikan Daud akurat. Akurasi presisi. Justru Daud bakal kesulitan menggunakan pedang atau tombak yang jauh dari kehidupan petani.

Anak-anak kampung penulis dan seekor elang runduk yang mulai langka. Sedih. DokPri

Keahlian khas Daudlah yang bakal menyelamatkan Indonesia dari bencana kemanusiaan yang sudah masuk ke setiap bilik pribadi. Keahlian yang tidak diperoleh dengan instan. 

Bukan juga berdasarkan petunjuk ahli-ahli kesehatan dunia yang datang membawa buku panduan. Bahkan yang datang dari Tiongkok sekalipun, berikut peralatan mereka. Siapapun mereka, apapun keahlian yang dimiliki, bukan berdasarkan pengalaman panjang. Mereka baru tahu juga, tak berjarak bulan, apalagi tahun. 

Ya, hanya satu atau dua pekan, bahkan beberapa hari. Kasuistik, belum bisa dijadikan sebagai metode yang bisa dipakai secara umum. Tanpa mengenal tempat, waktu, iklim atau usia korban.

Apa itu?

Bersandar kepada manusia Indonesia sendiri. Jenis yang termasuk tua dari sisi arkeologi. Homo sapiens. Pitekan tropus erectus. Hobbit Flores.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline