Lihat ke Halaman Asli

Indra Irwansyah

Trainer dan Blogger

Pola Pikir Negatif Dapat Membunuhmu, Lebih Baik Berfikir Positif

Diperbarui: 10 September 2021   17:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambar oleh npx dari Pixabay 

Dengan pikiran yang Anda miliki, menurut James Allen, seseorang bisa menentukan pilihanya. Dalam al-khawathir, menurut Syekh Muhammad Mutawalli al-Sya'rawi "Pikiran adalah alat ukur yang digunakan manusia untuk memilih sesuatu yang dinilai lebih baik dan lebih menjamin masa depan diri dan keluarganya". 

Dalam psikologi-sosial, ilmuwan mendefinisikan "berfikir" sebagai bagian terpenting yang membedakan manusia dari binatang, tumbuh-tumbuhan, dan benda mati. Dengan berfikir, manusia bisa membedakan yang bermanfaat dan tidak bermanfaat; antara yang halal dan yang haram; antara yang positif dan yang negatif. Dengan begitu, ia bisa memilih yang cocok bagi dirinya dan bertanggung jawab atas pilihanya.

Sebuah penelitian menemukan lebih dari 60% orang sakit bukan karena penyakit fisik tetapi lebih pada penyakit pikiran. Ada stress, depresi, kegelisahan, ketakutan, dan masih banyak lagi pikiran negatif yang mempengaruhi tubuh kita. Kita dibentuk oleh sebuah kondisi, juga sebaliknya, diri kita menentukan kondisi. 

Kondisi bisa membuat kita menjadi pribadi yang baik atau buruk, tetapi karakter kita yang buruk atau baik dapat juga menentukan kondisi kita pada akhirnya.

Lalu bagaimana kita dapat terhindar dari paradigma atau pikiran negatif ?

1. Membangun Paradigma Positif

Mengapa perlu ada ritual zikir setelah shalat?

Untuk membangun paradigma positif.

Paradigma atau presepsi yang berkembang di dalam benak kita mungkin semuanya positif. Banyak informasi dan pendapat dari dunia luar yang mempengaruhi paradigma kita tentang sesuatu.

Jika diperhatikan, zikir juga menerapkan metode meditasi. Zikir umumnya dilakukan di masjid, mushala, atau ditempat yang tenang, dengan posisi duduk tenang mengucapkan kalimat-kalimat tayyibah secara berulang-ulang.

Kalimat-kalimat zikir bukan didasarkan pada topik yang akan dibangun persepsinya, melainkan kalimat umum yang menjadi koridor dan mampu menampung semua topik paradigma yang ada pada manusia. Kalimat yang dipanjatkan secara langsung kepada Allah, insya Allah bisa menyelesaikan masalah.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline