Lihat ke Halaman Asli

Delay di Balik Keselamatan Keamanan Penerbangan

Diperbarui: 9 Mei 2018   13:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Garbarata sebagai alat bantu penumpang menuju pesawat| Dokumentasi pribadi

Suatu waktu saya sedang dalam perjalanan dari Medan menuju Jakarta menggunakan salah satu maskapai penerbangan nasional yang dikenal premium service. Saat menuju ruang boarding saya melihat situasi yang sudah saya prediksi sebelumnya. Karena penerbangan yang saya tumpangi kali ini delay selama lebih dari satu jam dan terang saja banyak yang protes dan menuntut untuk diberangkatkan sesegera mungkin.

Pihak maskapai pun tentunya dilanda dilema, mengiyakan salah dan menolakpun tak boleh. Salah satu staff berusaha untuk memberikan penjelasan semampunya agar penumpang tenang.

Jika sebagian penumpang mengalah untuk diberangkatkan dengan maskapai lain, tidak untuk satu penumpang ini. Ia tetap ngotot untuk diberangkatkan saat itu juga dengan pesawat yang ada. Kebetulan dari jarak pandang mata terlihat satu pesawat yang sedang "nganggur", seketika saya pun tertunduk dan tertawa kecil. Loh kenapa? Yuk kita bahas.

Kebetulan saya seorang engineer pesawat terbang dan situasi seperti di atas sudah sangat saya pahami karena hampir setiap hari dihadapkan dengan pressure penumpang. Walau tidak face to face tetapi tekanannya tetap berasa dan kadang berujung keringat jagung sambil menyelesaikan masalah di pesawat.

Dari sudut pandang dan pemahaman saya sebagai engineer atau teknisi saya coba untuk menjelaskan dan tentunya saya berharap bisa memberikan edukasi tentang dibalik layar sebuah delay.

Melawan Takdir

Manusia telah menciptakan alat transportasi yang menjadikannya bisa terbang melawan takdir dengan suatu tujuan mobilitas yang efektif dan efisien. Sehingga ada konsekuensi yang harus dibayar. Teknologi yang mahal, perawatan yang terus menerus dan tentunya juga mahal serta regulasi yang sangat ketat dan mengikat.

Sejak pesawat dinyatakan safe for flight oleh pabrik dan diserahkan ke operator dalam hal ini maskapai, maka tanggung jawab operator tersebut untuk menjaga kelaikan terbangnya secara continues. Sehingga setiap hari sebelum dan sesudah dioperasikan, maka pesawat akan menjalani serangkaian proses perawatan rutin.

Pada proses ini kadang ditemukan sesuatu yang abnormal atau biasa kita sebut finding/temuan. Karena satu dan lain hal dibutuhkan waktu yang lebih lama untuk proses recovery-nya karena menyangkut ketersediaan komponen, alat dan terkadang membutuhkan arahan dari pabriknya langsung.

Dari sisi teknik tidak acceptable maka pesawat tidak akan diberangkatkan, karena satu alasan utama demi keselamatan keamanan penerbangan Anda.

Selain faktor teknis, ada faktor cuaca, faktor operasional (crew, slot time, dll), fasilitas bandara yang terkadang terbatas karena kondisi tertentu, bahkan karena ulah penumpang itu sendiri. Beberapa kali kita dengar karena ulah oknum penumpang berujung pada keterlambatan pesawat atau bahkan pembatalan penerbangan jika fatal untuk kelaikan pesawat.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline