Lihat ke Halaman Asli

Indra Charismiadji

Pemerhati dan Praktisi Pendidikan 4.0 yang peduli dengan Pembangunan SDM Unggul

Menyiapkan Guru Penggerak

Diperbarui: 11 Maret 2020   14:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dok.istimewa

Program Merdeka Belajar Kemdikbud membutuhkan guru-guru penggerak agar dapat membuat perubahan yang signifkan dalam pendidikan Indonesia sebagai proses pembangunan SDM unggul. Dengan demikian langkah awal yang harus diambil adalah mengindentifikasi siapa-siapa saja yang memenuhi kriteria guru-guru penggerak.

Kriteria Guru Penggerak

Everett M. Rogers, seorang pakar ilmu sosial dalam teori difusi inovasi yang dipublikasikan tahun 1962 berpendapat bahwa dalam menghadapi sebuah perubahan (difusi inovasi), manusia akan terbagi menjadi 5 kategori yang berbeda: Inovator (Innovators), Pengadopsi Awal (Early Adopters), Mayoritas Awal (Early Majority), Mayoritas Lambat (Late Majority), dan Terlambat (Laggards).

Inovator (Innovators) dengan prosentase 2,5% dari populasi, adalah orang pertama yang ingin mencoba inovasi baru. Mereka sangat bersedia mengambil risiko, biasanya memiliki kelas sosial tertinggi, memiliki kejernihan finansial yang besar, sering kali pertama mengembangkan ide-ide baru, sangat sosial dan memiliki kontak paling dekat dengan sumber-sumber ilmiah dan interaksi dengan inovator lainnya. 

Karena toleransi risiko yang tinggi, mereka mengadopsi teknologi atau cara baru yang mungkin pada akhirnya gagal tetapi ditopang oleh sumber daya yang cukup. Mereka adalah orang-orang yang memiliki antusiasme tinggi dalam melakukan hal-hal baru.

Pengadopsi Awal (Early Adopters)  dengan prosentase 13,5% dari populasi, adalah kategori tercepat kedua untuk mengadopsi inovasi. 

Mereka memiliki tingkat pengaruh yang tinggi di banyak bidang dan dianggap oleh banyak orang sebagai individu yang menganalisa dengan matang segala bentuk inovasi baru sebelum mengadopsinya. 

Tidak seperti inovator yang mayoritas kosmopolit atau memiliki status sosial tinggi, Early Adopters tidak terlalu jauh di atas rata-rata individu lain dalam tingkat inovasi, walaupun demikian mereka dianggap sebagai panutan dalam sistem sosial atau dapat memberikan pengaruh (influencer). 

Untuk mempertahankan peran sentral mereka dalam sistem komunikasi sosial dan penghargaan rekan-rekan mereka, mereka menyadari bahwa mereka harus membuat pilihan yang lebih bijaksana dalam adopsi daripada inovator. 

Individu dengan klasifikasi ini cenderung lebih muda, cenderung berstatus sosial yang lebih tinggi dari yang lain kecuali Inovator, memiliki tingkat nalar tinggi, dan lebih maju secara sosial daripada pengadopsi yang lebih lambat. 

Rogers berpendapat bahwa Early Adopters membantu memicu masa kritis dengan mengurangi ketidakpastian tentang ide baru. Mereka adalah orang-orang yang visioner atau berpandangan maju.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline