Lihat ke Halaman Asli

Suicide Squad Lebih Parah Daripada Batman v Superman

Diperbarui: 13 Agustus 2016   17:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pemeran Suicide Squad - ilustrasi: imdb.com

Sempat denger beberapa ulasan negatif, namun positif juga banyak. Seperti biasanya, saya akan membuat penilaian dari sudut pandang lain.

Yaaap! Mengikuti alur cerita dari film ini seperti mengejar kereta berjalan. Bahkan, jika sebelumnya kita tahu cerita film Suicide Squad dari komik. Kok bisa? Yuk simak lebih lanjut..

Menjadi salah satu orang yang sudah menonton film ini, dengan harapan mendapat kepuasan yang luar biasa, dan berharap besar jika cerita akan sebagus para pengulas yang memberikan ulasan positif. Namun sayang, ada beberapa kekecewaan muncul. Jadi, jujur saja saya terpaksa hadir untuk memberi tambahan ulasan negatif.

Suicide Squad punya banget beberapa kecacatan, tapi bukan masalah besar bagi para penggemar komiknya. Peran yang biasa-biasa aja dari aktor tidak akan membuat film ini menjadi tidak sukses,  cuman malah membuat para karakter dari cerita Suicide Squad menjadi melenceng.

1. ALUR CERITA:  Alur ceritanya mengarah ke biasa aja untuk sekelas film-besar-yang-dinanti. Kembali ke film besar DC sebelumnya, BvS, sempat ada beberapa "keluhan" dari film BvS, yaitu: alur cerita yang menentang logika, dan masih sering muncul alur cabang yang remeh nan sepele (tidak penting) karena jumlah karakter yang banyak di dalam film tersebut. DAN, Suicide Squad masih mempunyai masalah yang sama.

Saya merasa di film Suicide Squad terlalu menyampingkan logika dan mengubahnya menjadi cerita datar. Tidak ada penjelasan tentang apa yang seharusnya dijelaskan. Dan, entah bagaimana film ini menjadi terasa sedikit membingungkan. Selama di studio, secara terus menerus bertanya pada diri sendiri, "Kenapa sih kok gak _______ aja?

2. Tidak Tersedia Banyak Waktu/ Kesempatan untuk Para Anggota Squad: Semua anggota squad (kecuali Harley dan Deadshot) kurang dikemas dengan “cantik”. Dan film ini lemah dalam menyajikan "sejarah dari karakter", dimensi, dan keaneragaman cerita pada saat mereka gagal dalam kehidupan sebelum menjadi squad.

3. MELAWAN MONSTER YANG PUNYA KEKUATAN LEM CASTOL AJAIB? Sempat merasa aneh soal musuh dari film ini waktu pertama kali liat trailer. Tidak ada adegan tarung yang menimbulkan rasa tegang atau berarti, semua itu ya karena jenis monter yang mereka hadapi. Bisa disebut dengan efek "CGI tanpa muka" & "Monter Lem Ajaib".

Lem Ajaib - Ilustrasi: http://www.momto2poshlildivas.com/2012/01/science-fun-experimenting-with-homemade.html

4. Kekuatan dari Dua Dimensi yang Tidak Imbang: Bagian ini merupakan masalah terbesar yang saya rasa di film ini. Banyak karakter yang sangat tidak penting dan salah tempat, ya mungkin karena disparitas kekuatan antara mereka semua. Di film “Batman v Superman”, banyak orang memikirkan bagaimana cara Batman melawan Superman, Wonder Woman dan Apocalypse. Dan di film “Suicide Squad”, rasanya aneh jika ada perempuan dengan tongkat bisbol dan cowok dengan bumerang bisa mengimbangi monter setinggi 3 meter yang bisa menyembur api dan dukun yang bisa memecah belah (plus melubangi langit). 

Percaya gak percaya: Harley, sebagai contoh, sebenarnya tidak dibutuhkan di dalam anggota Squad ,  yang malah membuat logika menjadi datar dalam film ini. Contohnya seperti tongkat dia yang mampu “mencabik-cabik” monster, di saat peluru dari senapan si Waller aja tidak tembus, dan juga pedang dari Katana. Pasti banyak juga yang beropini lain, tapi, pikiran mengganjal ini yang selalu timbul di dalam benak diriku. #hasyaah

5. Dari sekian banyak karakter di film Suicide Squad, karakter dari Katana-lah yang paling sia-sia (Boomerang yang ke-2). Tidak begitu familiar dengan karakter ini di dalam komik, saya cari di online dan ternyata dia bisa ngomong Inggris. TAPI, MALAH DISURUH NGOMONG JEPANG. Ya mungkin supaya dapat efek nuansa Jepang kali ya..

 Tapi gini lho, si Katana malah tidak bisa berkomunikasi dengan para squad lain. Padahal dia bisa saja menjadi karakter yang cair dan menyatu dengan squad lain dengan baik, namun karena kapasitasnya adalah “Body Guard yang Tidak Berbahasa Inggris”, ya begitulah akhirnya. Semoga karakter ini bisa menjadi lebih kuat, lebih baik dari segi fungsi dan peran di kedepannya.

6. Sang Joker: Saya tidak mengira akan menulis seperti ini-> “Film Suicide Squad seharusnya tidak memasukkan Joker” Loh kenapa? …..Huuf. Jadi begini, Si doi (Joker) seharusnya dapat filmnya sendiri ATAU hanya muncul di beberapa adegan saja, jangan banyak-banyak. Jared Leto sih aktingnya memang bagus, malahan bisa disebut sebagai si “pencuri hati” di film ini lah.

 Bahkan, bisa dirasakan ketika orang-orang keluar dari bioskop dan berpikir bahwa dialah karakter paling mantap dan yang paling meningkatkan keasyikan & kualitas film ini (yang dimana menurut saya malah si Will Smith), tapi saya memang menikmati melihat karakter Joker waktu itu.

 Namun, penampakannya terasa tidak “masuk” dari segi situasi alur cerita, terasa sedikit dipaksa dan acak.. Saya berharap dalam film itu ada sejenis "rencana jahat nan rumit” yang dimana ciri khas dari Sang Joker atau mungkin sekedar alur cerita cabang yang menarik, tapi hal itu tidak saya temukan di film ini..

7. Tetap Enak Dilihat: Film ini dengan segala kekurangannya masih enak dilihat kok.. dan penampilannya pun tidak buruk-buruk amat. Ada beberapa adegan yang saya rasa telah disuguhkan dan dieksekusi dengan sangat baik termasuk dari segi detail-detail sinematis. “Batman v Superman” jika dirasa tetap lebih baik dari film ini, namun Suicide Squad JELAS SEKALI lebih menggairahkan!

KESIMPULAN: Susah jika mengulas film Suicide Squad tanpa ada spoiler. hehe. Film Suicide Squad bisa menjadi film “cita rasa kelompok gang biasa yang enak dilihat”. Namun, tentu saja rata-rata penonton merasa film ini merupakan “film yang sangat bagus”. Dan pada akhirnya, semoga ulasan ini bisa menjadi pembanding dan dapat sedikit membantu. Terimakasih. : ))))))))

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline