Lihat ke Halaman Asli

Membangun Bangunan Kehidupan

Diperbarui: 24 Juni 2015   09:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di saat Anda melayangkan pandangan ke sekitar, maka berjuta citra pandangan dapat Anda tangkap dengan mata Anda. Fakta-fakta yang Anda indera secara tidak langsung akan mempengaruhi cara berpikir Anda. Makanya dalam beberapa kasus tertentu, pandangan hidup seseorang dapat dengan mudah terbentuk karena akumulasi dari kumpulan pengalaman hidup yang dialami.

Di saat Anda memandang bangunan tinggi menjulang, maka mungkin timbul decak kagum dalam benak Anda. Kemudian, pandangan Anda beralih kepada kumpulan bangunan-bangunan sederhana, maka bisa jadi Anda menemukan sebuah kebersahajaan, kesederhanaan di dalamnya.

Dua fakta bangunan yang Anda pandang tadi, membuat akal Anda untuk memikirkan bahwa dua realitas yang Anda lihat tadi memiliki perbedaan satu sama lain. Bangunan tinggi menjulang, mengisyaratkan sebuah kumpulan kerja keras yang kuat untuk membuatnya. Menunjukkan pada Anda bahwa untuk mendapat sesuatu yang sangat besar lagi tinggi (terhormat) membutuhkan banyak pengorbanan. Entah itu pengorbanan, harta, bentangan waktu yang terhabiskan, keseriusan, tekad, bahkan kehormatan dan jiwa Anda.

Apa yang ingin dicapai bagai sebuah bangunan....

Tiap model bangunan punya komponen, elemen, bahkan punya perencanaan tersendiri, berbeda satu sama lain..

Bangunan kehidupan berupa perubahan masyarakat adalah sebuah bangunan yang besar.
Membutuhkan kesungguhan, pengorbanan waktu, tenaga, materi bukan hanya satu atau dua orang namun membutuhkan banyak dukungan dari berbagai elemen.

Manusia-manusia mulia, besar di dunia ini telah mengajarkan kepada kita semua betapa sebuah bangunan besar nan megah harus dibangun dari titik nol, bahkan terkadang banyak dari mereka membangun tujuan, angan mereka berada pada titik beku. Titik beku yang bisa mematikan karena berasal dari kumpulan kondisi, perasaan yang menjepit. Mereka bisa saja bangkit dari sebuah kegagalan, kerugian, bahkan dari sebuah kebangkrutan dan terlilit utang. Bagai lilitan ular yang menyesakkan dada.

Namun, tahukah kita bangunan yang sangat besar itu....

Bangunan yang sangat besar, bukan hanya dapat dimiliki oleh satu orang. Bangunan besar itu bagaikan pohon besar yang rindang. Lebat bunganya, harum buahnya, berbuah sepanjang tahun. Dari bangunan ini berteduh, berlindung, dan menyatukan asa bagi mereka yang tidak punya pegangan.

Bangunan besar itu sungguh telah dibangun dan dirintis oleh seorang manusia agung di muka bumi. Dialah Muhammad Rasulullah SAW. Lewat bangunan Islam yang telah dibangunnya, sebagai ajaran dari Sang Pencipta membuat bangunannya begitu kokoh, kuat, tak tertandingi.

Kokoh mesti badai menghadang, tak bergeming walau hantaman keras pusaran badai tak berkesudahan.

Islam dengan pandangan hidupnya, yang dapat menguraikan dari mana manusia, untuk apa manusia hidup, dan akan kemana manusia nantinya telah membuka cakrawala berpikir yang luas bagi akal untuk tidak gamang melangkah, namun tidak serampangan karena di handle oleh rem akidah, syariah.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline