Lihat ke Halaman Asli

Waris Perdata, Langkah Penghitungan Mudah

Diperbarui: 17 Juni 2015   06:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Berikut ini merupakan gambaran ringkas bagaimana cara mudah menghitung waris dalam sistem hukum perdata. Dalam sistem ini sesungguhnya masih banyak lagi kasus-kasus dengan cara penyelesaiannya pula. Namun dalam pembahasan kali ini akan dikhususkan pada golongan I yang di dalamnya terdapat anak luar kawin, serta pewaris meninggalkan hibah wasiat.

Tulisan ini dimaksudkan bagi pembaca yang telah mengerti dasar-dasar waris perdata. Karenanya dalam pembahasan nanti tidak disinggung secara mendetail terhadap pengertian istilah-istilah perhitungan waris, serta logika hukum yang ada.

Kelebihan ulasan ini adalah pembaca akan di bimbing langkah demi langkah untuk menyelesaikan kasus waris perdata. Diskusi ringan di kantin Fakultas Hukum UGM bersama kawan yang mahir dalam hukum waris perdata merupakan cikal bakal tulisan ini. Semoga kelak akan lahir sebuah buku yang dapat membantu mahasiswa menyelesaikan hukum waris perdata. Berikut penjelasan Arif Syahni, S.H. 

Contoh kasus

Laki laki bernama A menikah dengan perempuan bernama B. dalam pernikahannya dilahirkan dua orang anak laki laki, C dan D (Anak sah). Kemudian sebelum terjadi pernikahannya dengan B, laki laki bernama A telah membuat akta pengakuan terhadap satu orang anak laki-laki sebagai anak luar kawin (ALK)  bernama F. lalu kemudian A meninggal. Ternyata terdapat hibah wasiat bahwa terhadap seluruh hartanya diberikan kepada G, yang merupakan sahabatnya. harta peninggalan bersih senilai 100jt. 

Penyelesaian

Ketika ada wasiat ataupun hibah wasiat, disitulah muncul Legitime portie (LP). Mengapa muncul LP? Yaitu untuk melindungi hak dari anak-anak pewaris. Dari kasus diatas maka dengan adanya hibah wasiat tersebut maka anak sah, ALK tidak mendapat harta warisan sama sekali. Dengan keberadaan LP inilah yang menjamin bahwa anak-anak pewaris akan menerima sejumlah bagian tertentu menurut hukum. Mengapa istri tidak mendapat jatah LP? Karena didalam waris perdata, pasangan kawin tidak memperoleh LP.

            Terhadap LP untuk golongan I terdapat ketentuan sebagai berikut:

<!-- [if !supportLists]-->a.       <!--[endif]-->Jika ada 1 anak sah, LP nya adalah ½ dari bagian abintestat

<!-- [if !supportLists]-->b.      <!--[endif]-->Jika ada 2 anak sah, LP nya masing masing adalah 2/3 dari abintestat

<!-- [if !supportLists]-->c.       <!--[endif]-->Jika ada lebih dari 3 anak sah, LP nya masing masing adalah ¾ dari abintestat

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline