Lihat ke Halaman Asli

Kekuatan Pikiran

Diperbarui: 27 Agustus 2018   20:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto illustrasi : finansialku.com

Suatu hari Almarhum Bapak Saya (Saya biasa memanggil beliau dengan sebutan "Mama") pernah bercerita bahwa sekitar tahun 80-an, salah seorang saudara sepupunya tiba-tiba membeli helm. Mama heran, kenapa saudara sepupunya tersebut membeli helm, padahal setahu Mama, dia tidak punya motor.

Diliputi rasa penasaran, Mama bertanya kepada saudara sepupunya itu, "Kang, kok akang beli helm sih, kan akang nggak punya motor?"

kemudian sepupunya itu menjawab: "Justru karena saya tidak punya motor, maka saya beli helm!"

Mama tambah heran dengan jawaban itu, kemudian bertanya lagi : "kok bisa begitu kang? setahu Saya kalau orang beli helm itu pasti sudah punya motornya !"

Sepupunya menjawab lagi : "iya, Saya sengaja beli helm supaya terpacu untuk bisa memiliki sepeda motor", sambil tersenyum kemudian melanjutkan perkataannya : "setiap kali Saya melihat helm itu, Saya bayangkan dalam pikiran seolah-olah Saya sudah memiliki sepeda motor bebek impian Saya, dan Saya yakin pasti memilikinya"

Bagi orang kebanyakan, mungkin perilaku itu dianggap aneh, bahkan bisa dianggap kurang waras. Namun, selang dua tahun kemudian, saudara sepupu Mama, yang Saya sendiri memanggilnya dengan sebutan "Uwak", ternyata membeli sepeda motor, persis seperti yang diimpikannya.

Pada era 80-an orang yang mampu membeli sepeda motor masih sangat jarang, hanya orang-orang kaya yang bisa memilikinya. Uwak sendiri tergolong orang biasa saja, namun beliau ini pekerja ulet. Kala itu, untuk memiliki sepeda motor harus membeli dengan cara cash (kontan), tidak ada istilah kredit motor seperti sekarang.

Sebuah pabrikan sepeda motor pada era 80-an akan terus memproduksi jenis dan type sepeda motor selama bertahun-tahun, setelah bertahan beberapa tahun barulah keluar jenis dan type yang lain, tidak seperti sekarang, hampir setiap bulan keluar produk baru.

Setelah mendengar cerita dari Mama, waktupun berlalu... 

Beberapa tahun belakangan, Saya banyak membaca buku dan mendengarkan audio tentang motivasi, pengembangan diri dan pengelolaan pikiran. Dari semua literatur tentang motivasi diri yang Saya baca dan Audio yang Saya dengarkan, tahulah Saya bahwa ternyata cara berpikir Kita menentukan masa depan kita.

Kita hari ini adalah buah dari pikiran kemarin, dan apa yang kita pikirkan hari ini menentukan mau jadi apa kita nantinya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline