Lihat ke Halaman Asli

Desember dan Tsunami, Sebuah Kenangan

Diperbarui: 19 Desember 2017   18:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Illustrasi rumah roboh akibat gempa

Sudah sebulan lebih Saya dan kawan-kawan mempersiapkan acara musik untuk malam tahun baru itu. Mulai dari pembentukan panitia, pencarian dana, penyebaran pamflet, hingga audisi grup band. Audisi ini dilakukan untuk menjaring sepuluh grup band lokal terbaik. Peserta yang mendaftar audisi lumayan banyak, sekitar 80-an grup. Mereka berebut tiket untuk bisa tampil di panggung musik yang sudah tiga kali berturut-turut digelar tiap malam 31 Desember,malam pergantian tahun di jl. Veteran - Pamanukan, sebuah jalan yang membentang dari timur ke barat sepanjang kurang lebih 500 meter di tengah-tengah kota Pamanukan.

Acara musik tahunan ini diberi nama "Veteran Music Fiesta"atau disingkat VMF. Setiap kali digelar selalu mendulang sukses. Ukuran sukses bukan dihitung dari materi, melainkan acara berjalan lancar dengan penonton membludak dari ujung timur sampai bibir panggung yang terletak di tengah jl. Veteran. Bisa dimaklumi, selain gratis, moment tahun baruan juga menjadi faktor utama suksesnya acara ini. Di mana hampir seluruh lapisan masyarakat turun ke jalan merayakan malam pergantian tahun tersebut. Penonton yang jumlahnya ribuan itu sengaja datang dari berbagai daerah untuk menyaksikan pagelaran musik di penghujung tahun. Genre musik pada saat itu yang sedang ngetop adalah jenis musik ROCK.

Ini adalah tahun ke-4 Veteran Music Fiesta akan digelar. Di tahun pertama sampai ketiga panitia pelaksananya adalah kumpulan anak-anak muda kreatif yang biasa nongkrong di jl. Veteran - Pamanukan. Namun pada tahun ke-4 ini ada yang berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Kali ini panitianya merupakan gabungan dari anak-anak jl. Veteran dan FORUM-17, sebuah organisasi kepemudaan dari desa Mulyasari, tetangga sebelah timur desa Pamanukan. Organisasi ini aktif dalam berbagai kegiatan positif, sering mengadakan kegiatan Bhakti Sosial seperti Sunatan Massal dan lain-lain. Pada saat itu Saya menjabat sebagai ketua FORUM-17.

Singkat cerita, minggu terakhir bulan Desember tiba, Panitia sudah siap sepenuhnya untuk menggelar acara VMF. Sepuluh grup band lokal hasil audisi sudah siap tampil, panggung dan sound system serta seperangkat alat musik sudah dibooking, perizinan dan keamanan juga sudah ok. Hal-hal teknis lainnya diselesaikan sambil jalan, masih ada waktu beberapa hari ke depan. Sesekali ada perbedaan pendapat diantara para panitia, namun tidak menjadi persoalan besar. Semua dapat diselesaikan dengan baik dan kepala dingin, target kami adalah suksesnya acara.

Saat kami sedang fokus mempersiapkan Veteran Music Fiesta yang tinggal beberapa hari lagi digelar, tiba-tiba dunia dikejutkan oleh berita tentang bencana alam yang luar biasa dahsyat, Tsunami !

Tsunami adalah gelombang raksasa yang tercipta akibat gempa bumi berskala tinggi. Tsunami yang terjadi waktu itu berawal dari gempa yang mengguncang dasar Samudera Hindia di bagian barat daya Sumatera, dengan kekuatan mencapai 9,1 hingga 9,3 skala richter. Konon, dalam beberapa jam saja gelombangnya mampu mencapai Afrika.

Goncangan hebat di dasar laut itu mengakibatkan tumpahnya air laut ke daratan dengan volume yang sangat besar dan berkecepatan tinggi. Baru saja diguncang gempa besar, tiba-tiba air laut bergemuruh menerjang Tanah Rencong dalam waktu yang sangat cepat. Sekejap kemudian Aceh berantakan, termasuk sebagian daerah di Sumatera utara. Ribuan bangunan runtuh, korban tewas ratusan ribu jiwa. Aceh berduka....

Bukan hanya di Indonesia, beberapa negara di asia pun ikut diterjang gelombang raksasa Tsunami. Aceh adalah yang terparah, diikuti Khao Lak (Thailand), sebagian Srilanka dan India. Bencana alam yang super dahsyat ini terjadi pada 26 Desember 2004.

Peristiwa itu berdampak pada acara music yang akan kami gelar. Panitia dihubungi pihak Polsek Pamanukan, dihimbau agar membatalkan acara Veteran Music Fiesta. Mengingat Aceh sedang berduka, ironis jika kita di sini berjingkrakan, bersukaria. Mendapatkan himbauan demikian kami sempat kebingungan. Mana mungkin acara dibatalkan, di saat semuanya sudah terlanjur berjalan. Akhirnya kami melaksanakan rapat dadakan, membahas permasalahan ini. Setelah melalui perdebatan yang sedikit alot, akhirnya didapat sebuah keputusan, kemudian kami melapor ke Polsek Pamanukan.

Alhamdulillah, bapak Kapolsek Pamanukan mengizinkan acara tetap digelar setelah kami menjelaskan adanya beberapa perubahan. Semula "Veteran Music Fiesta" dirubah menjadi "Konser Peduli Aceh". Kemudian pada saat acara sedang digelar, panitia akan keliling membawa kardus, meminta sumbangan kepada penonton untuk korban Tsunami Aceh.

Tibalah hari H pelaksanaan "Konser Peduli Aceh" tanggal 31 Desember 2004. Seperti tahun-tahun sebelumnya, acara ini dipadati penonton, semarak namun khidmat dan tertib. Di tengah acara, panitia mengajak kepada penonton untuk melakukan do'a bersama, mengheningkan cipta untuk saudara-saudara kita di Aceh dan sekitarnya. Setelah itu panitia berkeliling ke penonton meminta sumbangan seiklasnya. Alhamdulillah dana terkumpul mencapai dua juta lebih. Jumlah tersebut lumayan besar pada saat itu.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline