Suara kicauan burung membangunkanku dari tidur lelap. Mataku perlahan terbuka, menyesuaikan dengan cahaya pagi yang menembus tirai tipis jendela kamar asramaku. Aku bangkit, melangkah pelan ke arah jendela dan menyibakkan tirainya.
Pemandangan yang menyambutku selalu berhasil membuatku terpesona, tak peduli sudah berapa kali aku melihatnya. Di hadapanku terbentang hamparan hijau hutan yang mengelilingi kampus IPB University. Pohon-pohon menjulang tinggi, dedaunannya menari lembut tertiup angin pagi.
Aku, Indra, mahasiswa tahun pertama Fakultas Kehutanan, masih belum percaya bahwa ini adalah realitaku sekarang. Dulu, ketika masih di kampung, aku hanya bisa membayangkan seperti apa rasanya kuliah di universitas ternama. Kini, di sinilah aku, memulai babak baru hidupku di tengah keindahan alam Bogor.
Kamar asrama yang mungil ini menjadi saksi bisu perjalananku. Di sudut ruangan, tumpukan buku dan catatan kuliah berserakan di atas meja belajar - bukti perjuangan menghadapi masa PPKU (Program Pendidikan Kompetensi Umum) yang terkenal berat.
Aku menghirup dalam-dalam udara segar pagi, membiarkan aroma khas hutan memenuhi paru-paruku. Entah mengapa, aroma ini selalu berhasil menenangkanku, mengingatkanku akan alasan aku memilih jurusan Kehutanan.
"Dra, sarapan yuk!" suara Athaya, teman sekamarku, membuyarkan lamunanku.
"Iya, Tay. Sebentar," jawabku, masih enggan melepaskan pandangan dari pemandangan di luar jendela.
Athaya menghampiriku, ikut memandang keluar. "Indah ya? Kadang aku masih nggak percaya kita bisa kuliah di sini."
Aku mengangguk setuju. "Iya, Tay. Rasanya baru kemarin kita deg-degan nunggu pengumuman SNBT."
Kami tertawa bersama, mengingat momen-momen penuh ketegangan sebelum akhirnya diterima di IPB. Perjuangan kami belum selesai, tentu saja. PPKU baru langkah awal, tapi kami siap menghadapinya.
"Ayo sarapan, nanti telat masuk kelas," ajak Athaya.