Lihat ke Halaman Asli

Indra Tuna

Guru, Instruktur, Penulis pemula

Dekapan Illahi

Diperbarui: 5 Februari 2023   13:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Dekapan Illahi

Ketika senja tak lagi memberi warna

Gelap mengukir binar surya yang mulai redup
Kelabat malam berarak mengukir kenang
Pada jiwa yang sepi akan belaian tangan Tuhan
Sepenggal cerita hari ini berlalu
Tanpa satupun waktu yang  teruntai
Terlena oleh pesona dunia
Menjadi alasan untuk raga yang butuh nafkah
Balutan kemewahan yang tak kekal
Tergiur oleh kenyamanan yang akan lekang
Menggapai ilusi yang hanya datang sesaat
Mengabaikan janji akan keabadian surgawi
Kita yang meringis kesakitan
Akan kegetiran dan kejamnya hidup,
pada nafsu keserakahan dan kebiadaban
Mencoba meneriakan pada tubuh tubuh kaku yang tak peduli
Kenapa ... ?
Tak mencoba berbisik ke bumi
Menguntai kerelaan akan takdirnya,
Melangitkan  doa
menangis dalam dekapanNya
Dia yang tampak tersadar ada dalam setiap hembusan nafas
Dia yang di serukkan dalam lafaz asmaNya
Mengapa ... ?
Tak bergetarkah sukmamu...?
Begitu tinggikah deru keangkuhan?
Sampai kapan?
Mungkinkah kita masih diberi kesempatan?
Detik ini, hari ini, ataukah esok.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline