Lihat ke Halaman Asli

Indra Mannaga

Konsultan

Bangun Budaya Sadar Risiko, Masindo Gencarkan Sosialisasi

Diperbarui: 23 Mei 2022   22:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Melakukan tindakan tanpa berfikir terlebih dahulu mengenai konsekuensi serta risiko yang diterima, masih kerap mendominasi perilaku masyarakat Indonesia. Kurangnya kesadaran saat berperilaku terjadi dalam berbagai aspek, mulai dari sosial, ekonomi, kesehatan, hingga ekologi atau lingkungan.

Banyak masyarakat yang tertipu investasi bodong, mengendarai sepeda motor tanpa mematuhi rambu-rambu berkendara, merokok, sampai menebar kebencian di media sosial.

Dengan kondisi seperti ini, maka penting akan adanya pendidikan budaya risiko sejak disini. Karenanya Masyarakat Sadar Risiko Indonesia (Masindo) hadir untuk menyosialisasikan konsep dalam meminimalisasi risiko di segala aspek. Fokus Masindo juga membangun bagaimana budaya sadar risiko.

"Budaya sadar risiko ini berbasis pola pikir seperti nanti bagaimana, bukan bagaimana nanti. Pola pikir nanti bagaimana ini akan membangun budaya berpikir, mencari tahu, juga mengonfirmasi segala sesuatu sebelum mengambil keputusan atau tindakan yang akan diperbuat," tutur Ketua Masindo, Dimas Syailendra Ranadireksa.

Sebagai organisasi, Masindo mengajak masyarakat untuk sadar risiko melalui edukasi, advokasi, kajian, dan informasi berbasis bukti ilmiah. Selain itu, sadar akan risiko juga meliputi faktor kesehatan untuk membentuk manusia yang berkualitas.

Kesadaran akan risiko kesehatan di segala aspek kehidupan, bahkan mulai berada dalam kandungan orang tuanya, menjadi sangat penting dalam membentuk manusia yang berkualitas.

Dalam memperingati Hari Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Internasional, 28 April 2022 lalu, isu yang diangkat adalah bagaimana menghadapi kasus pandemi Covid-19 saat berada di tempat kerja.

Gerakan Masindo menciptakan tempat kerja yang aman dan sehat, sehingga dapat mengurangi risiko kecelakaan dan juga penyakit terkait pekerjaan. Dalam dunia kerja, K3 perlu diperhatikan.

Adapun pengendalian risiko kesehatan dan keselamat kerja meliputi; pemasangan rambu-rambu K3, tertib menggunakan alat pelindung diri (APD), memeriksa alat pengaman kerja, serta taat menggunakan alat pengaman kerja.(*)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline