Belum lagi saatnya mentari menyapa
Tapi, engkau telah menaruh curiga
Kepadaku, kau tuduhkan sengaja
Seakan aku selingkuh dengan dia
Sementara aku dan dia telah ada yang punya
Dari timur tenggara hutan berkokok ayam jantan
Bersahut pula dengan kumandang adzan
Aku menyela tidak demikian
Engkau diam menjatuhkan air mata
Dan, pagi pun tiba
Kerongkongan ini telah kering
Namun, kau tetap saja menuding
Aku mengamuk
Kau takluk, jiwaku malu-malu menunduk
Lalu apa lagi yang ingin kau tepuk
Bulir-bulirnya embun pagi mengkristal di dedaunan padi
Menetes perlahan hingga menyentuh kulit bumi
Memberi sejuk ke dalam lubuk sanubari
Lagi-lagi ku terniang lagi lidahmu berkata aduhai lembut sekali
Berkali-kali aku marah, engkau bijak menyikapi
Tentram jiwaku ramah tamah engkau menyapa
Jujur hati ini lemah tak berdaya
Engkaulah sahabat, engkaulah cinta
Terasa lagi asmara perdana itu kembali
Masa ke mana pertama kali kita berjumpanya di mana
____________
Copyright by: Indra Sp. Lembong
Banda Aceh, Edisi Sabtu
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H