Lihat ke Halaman Asli

Indra Rahadian

TERVERIFIKASI

Pegawai Swasta

Cerpen: Tak Ada Cinta di Pasar Maling

Diperbarui: 21 Februari 2022   22:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrasi keramaian pasar dalam bayangan. (sumber: pixabay.com)

Bila Hitler sempat melihat perjuangan emak-emak di Indonesia, ia akan menarik ucapannya yang menyatakan, bahwa bangsa Arya adalah ras paling unggul di muka bumi.

"Di dunia ini banyak pekerjaan lain! Eh, kenapa pula kau jadi penadah!" 

"Eh, kenapa pula Bapak jadi polisi?" Tak mau kalah. Mona menjawab ketus. Ia tak rela dituduh sebagai penadah. Meski pun barang-barang di lapaknya, tak jelas asal usulnya. Namun dari mana ia tahu, kalau barang itu punya riwayat hasil curian.

Mona menatap tajam pada lelaki kurus, yang terborgol di sudut ruangan. Ia tak menyangka, orang yang merengek minta dibantu, ternyata serigala berbulu domba.  

Dua buah jam tangan disita, dan satu jaket kulit buaya, di ambil orang yang mengaku pemiliknya. Mona cemberut. Waktu untuk berdagang, harus tersita di kantor polisi. 

Meski malam itu ia lepas dari tuduhan, tetapi tetap saja ia tak senang. Barang dagangan mesti diikhlaskan. Modal melayang tak kembali. Dan yang pasti, reputasinya sudah tercoreng. 

Malam itu Mona masuk ke rumah dengan wajah lesu. Matanya sayu. Ia mencium kening anak lelaki yang tertidur di depan televisi. Dan pelan-pelan membopong ke dalam kamar. 

Pusat semesta Mona adalah Bento, buah hati yang susah payah dibesarkannya. Bapaknya tak perlu dipikirkan lagi, si hidung belang itu telah lama kabur bersama perempuan lain. Dia hilang tanpa jejak. Tanpa selembar surat cerai, atau kata-kata sakti. 

Bahkan Bento adalah nama yang diberikan oleh mendiang pamannya. Mulanya Mona menolak nama itu, ia tak ingin anaknya jadi preman seperti tokoh pada lagu Iwan Fals. Namun menurut paman, nama itu berasal dari bahasa Portugis yang artinya diberkati.   

Bento kecil pernah bertanya, "Mak, kemana perginya bapak?" 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline