Lihat ke Halaman Asli

Indra Rahadian

TERVERIFIKASI

Pegawai Swasta

Puisi: Pabichara

Diperbarui: 10 November 2021   10:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi orang dengan kebun di kepalanya (Gambar: CDD20 Via Pixabay)

Tak ada yang mengenalnya sebagai manusia biasa, tidak pula setengah Dewa. Konon Ia bersemayam di dalam bait-bait dan tanda baca. Di balik kata-kata bernyawa, ditiupkan mantra. Pada kalimat-kalimat berbisik, yang berjatuhan dari Dwaraka.

Dia berbicara melalui sayatan aksara. Menyeru tanda seru menderu, menaja tanda tanya menyala. Menuang anggur yang dipetik dari kebun di kepala, ke dalam cawan pustaka. Dan kureguk sekadar melepas dahaga.

Bak cendawan di musim penghujan. Pada setiap rintisan waktu, terlahir pahlawan. Orang-orang yang berdiri paling depan dengan menggenggam impian. Namun hanya sedikit yang bertahan dalam ingatan.  

Oh...Borongtammatea, dia yang tak terjeda dihantam koma, tak jua terhenti dicekik titik!

Batam, 10 November 2021

Indra Rahadian

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline