Lihat ke Halaman Asli

Indra Rahadian

TERVERIFIKASI

Pegawai Swasta

[RTC] Cerpen: Hikayat Kakek Ruslan

Diperbarui: 7 November 2021   12:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi seorang kakek berdiri di bawah senja. (Foto: Pixel2013 Via Pixabay)

Hari ini aku ditugaskan pak lurah, untuk menyiapkan pemakaman seorang tokoh bernama Kakek Ruslan. Berbeda dengan penggali kubur lain, aku selalu penasaran dengan riwayat orang-orang yang akan dimakamkan. 

Di perjalanan ke komplek pemakaman desa, kusempatkan mampir di warung nasi milik Mbak Yuni. Ramai warga menghabiskan waktu di sana. Meski sekadar mengobrol dan minum kopi. 

"Mbak, kenal tokoh desa yang namanya Kakek Ruslan?" sembari meneguk kopi hitam, kubertanya pada Mbak Yuni. 

Mbak Yuni hanya menggeleng. Mungkin dipikirnya aku berbasa-basi atau modus. Memang sudah tiga pekan aku lupa mencoret kasbon. Mungkin itu sebabnya ia bersikap dingin. Dan gelagatnya persis seperti istriku, bila telat kuberi setoran. 

"Kakek Ruslan itu sesepuh di desa ini, tetapi jarang bergaul." Tiba-tiba seorang warga menanggapi pertanyaanku. 

Kisah demi kisah mengalir. Banyak warga yang mengenalnya sepintas. Dari cerita mereka, kuterka memang benar, mendiang jarang bergaul. Mungkin karena usianya yang sudah sepuh. 

Dua hal yang diingat warga desa tentang Kakek Ruslan. Pertama, saat beliau mencegah pemasangan papan nama jalan di gerbang desa. Desas-desus berhembus, lurah yang menjabat kala itu hampir kena gampar, dan urung memasang papan nama jalan.  

Dan yang kedua, tentang sifat kikir beliau terhadap anak-anaknya. Hingga tak ada satupun anak yang tinggal bersamanya, karena tak pernah diberikan fasilitas apa-apa.   

Meski begitu, beliau dikenal sebagai tokoh masyarakat yang disegani. Terkenal memiliki relasi dengan pejabat-pejabat di kota. Bahkan kepala desa yang akan diangkat, mesti berkunjung ke rumah beliau. 

Dan dalam kegiatan tahunan, semisal peringatan Kemerdekaan RI, Hari Pahlawan, dan Maulid Nabi. Beliau selalu mendapat tempat duduk di deretan paling depan. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline