Malam itu sungguh manis, saat kita melarutkan tawa pada secangkir kemesraan
Melukis segaris senyum pada awan kelabu di langit bulan Juli
Membuka hati tanpa kata kunci, dan memaknai segenap perbedaan sebagai keniscayaan
Memantulkan tatapan pada binar matamu dan waktu terhenti
"Kaubilang, mataku jelalatan."
Boleh kucantumkan namamu, di atas barisan kata hampa tanpa makna?
Semacam versi menyenangkan dari rayuan gombal yang membosankan
Menertawakan daun jatuh, sembari merenda kata-kata mutiara
Hingga lupa pada pedih perih atau rentetan kekecewaan
"Kaubilang, gerimis berganti hujan."
Batas antara kita hanyalah waktu dan ruang kosong
Tanda sela pada jeda dalam lembaran buku berdebu
Sekedar kilatan cahaya di ujung lorong
Dipertemukan gerimis, terpisahkan angin lalu
"Namun sebutir embun di pucuk daun yang jatuh, bukankah dapat kita temui di dalam gelas?"
Indra Rahadian
Batam, 30 Juli 2021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H