Lihat ke Halaman Asli

Indra Rahadian

TERVERIFIKASI

Pegawai Swasta

Puisi: Di Langit Bulan Juli

Diperbarui: 30 Juli 2021   13:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi seseorang menikmati minuman hangat (Gambar: CDD20 Via Pixabay)

Malam itu sungguh manis, saat kita melarutkan tawa pada secangkir kemesraan
Melukis segaris senyum pada awan kelabu di langit bulan Juli
Membuka hati tanpa kata kunci, dan memaknai segenap perbedaan sebagai keniscayaan
Memantulkan tatapan pada binar matamu dan waktu terhenti

"Kaubilang, mataku jelalatan."

Boleh kucantumkan namamu, di atas barisan kata hampa tanpa makna?
Semacam versi menyenangkan dari rayuan gombal yang membosankan
Menertawakan daun jatuh, sembari merenda kata-kata mutiara
Hingga lupa pada pedih perih atau rentetan kekecewaan

"Kaubilang, gerimis berganti hujan."

Batas antara kita hanyalah waktu dan ruang kosong
Tanda sela pada jeda dalam lembaran buku berdebu
Sekedar kilatan cahaya di ujung lorong
Dipertemukan gerimis, terpisahkan angin lalu

"Namun sebutir embun di pucuk daun yang jatuh, bukankah dapat kita temui di dalam gelas?"

Indra Rahadian
Batam, 30 Juli 2021

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline