Lihat ke Halaman Asli

Indra Rahadian

TERVERIFIKASI

Pegawai Swasta

David Sang Juara

Diperbarui: 23 April 2021   23:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi David Sang Juara (Foto: Pixabay)

DUA pukulan mendarat tepat di wajah. Tubuh David roboh ke lantai bersimbah darah. Luka terbuka di pelipis kiri dan kanan, mengakhiri perlawanan juara bertahan di malam itu. 

David tak ingin membuka mata. Seolah-olah, cahaya lampu akan membuat matanya sakit. Ia terbaring di atas ring, menanti hitungan wasit pada sebuah kekalahan. 

Ya, kekalahan pertama dan menyakitkan sepanjang karir profesional. Olahraga yang membawa David keluar dari jerat kriminalitas, lima tahun lalu. 

"Delapan, sembilan, sepuluh, K.O!"

Malam itu adalah tragedi. Pesta kemenangan yang disiapkan jauh-jauh hari, batal digelar. Dan wajah lesu pelatih di sudut ring terlihat jelas. 

Runtuh sudah kerja keras, dua minggu masa latihan. David harus merelakan sabuk juara berpindah tangan. 

"Masih ada esok, kita rebut kembali, ok!" seru Markus Sang Pelatih. 

David tidak bisa berkata apa-apa, ia berjalan lemas ke ruang ganti. Dalam hati hanya ada penyesalan. Dada masih sakit, bukan karena pukulan. Namun, kekalahan itu terasa menyakitkan. 

"Kaka bangun!" seru Nelson. 

David masih tertidur pulas di atas ranjang. Dia tak ingin terbangun di pagi itu. Mata terasa berat, dan tubuh masih dibekap kelelahan. Tak ada semangat, tak ada lagi. 

David menghampiri Nelson, rekan satu mess sesama petinju. Saat Nelson akan berangkat ke sasana untuk berlatih, David menyapa dan berlihat tengah berdebat dengannya. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline