Setiap lelaki bisa mendadak menjadi pujangga, saat ia jatuh cinta.
Tak ada sesuatu percuma, saat hati dilanda kasmaran, semua peristiwa bisa menjadi secarik puisi, setiap kata bisa menjadi seuntai sajak dan setiap canda akan menjadi pagelaran humor yang renyah.
Dengan syarat, wanita yang menyambut rayuanmu adalah wanita yang dituju tentunya.
Cupid tidak pernah salah membidik, namun bisa saja ia meleset, bukan?
DANA, anak remaja tanggung yang masih duduk di bangku sekolah menengah atas, sudah lama menaruh hati pada Clara teman sekelasnya.
Meskipun sudah kenal cukup dekat, namun ia masih sungkan untuk menyatakan perasaannya pada Clara, terlebih prestasi belajar Clara lebih moncer ketimbang Dana yang hanya mentok dirangking 10 besar dari belakang.
Keinginan Dana bukan tanpa usaha, ia terkadang mengambil kesempatan untuk mengantar pulang Clara meski harus kehabisan bensin, karena berjalan memutar sangat jauh dari rumahnya.
Tak pelak, iapun sering menjadi korban pukul salah sasaran dari barisan para mantan Clara yang tidak begitu senang pada Dana, mereka tak terima mantannya diantar pulang oleh orang sejenis Dana.
Namun nyali yang dimiliki oleh Dana, tak selemah yang dibayangkan, ia masih mencoba menarik perhatian Clara dengan puisi, sajak dan kode-kode pada secarik kertas atau catatan nakal pada meja sekolah.
Sore itu, menjelang pulang sekolah pada jam mata pelajaran matematika, Dana terlihat berbicara empat mata dengan Pak Guru Ozzy.