Lihat ke Halaman Asli

Indra Rahadian

TERVERIFIKASI

Pegawai Swasta

Kisah Baba si Lumba-lumba dan Nelayan Tua

Diperbarui: 17 Oktober 2020   22:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi pribadi

Hamparan samudera biru sejauh mata memandang, desir angin membelai nyiur di pantai berpasir putih, dinaungi mentari yang bersinar cerah dihari yang indah.

Suka cita mengiringi kayuh sampan nelayan tua yang pergi melaut untuk mencari ikan, berbekal jala sederhana, sang nelayan tua mengayuh sampan dengan riang gembira.

Terdengar suara siul bersahut-sahutan ditengah laut, sang nelayan tua memandang jauh kearah lautan mencari asal suara, kedua tangannya pun urung melempar jala, kemudian berkata. "Sepertinya ada kawanan lumba-lumba yang akan melintas, biar ku tunggu mereka lewat". 

Sekawanan lumba-lumba berkejaran dengan jenaka, sesekali melompat keluar air diantara debur ombak samudera, bersiul bersahut-sahutan dengan ceria.

"Ibu sedang apa manusia itu ditengah laut?". Baba si lumba-lumba bertanya pada ibunya.

Sang ibu lumba-lumba menjawab dengan lembut. "Itu adalah nelayan anakku, dia akan melempar jala untuk menangkap ikan".

Seusai melompat-lompat dengan riang, baba kembali bertanya. "Apakah dia akan menangkap kita?'.

"Oh tidak anakku, karena kita lumba-lumba bukanlah ikan". Jawab sang ibu lumba-lumba.

"Bolehkah aku bermain dengannya?". Ucap baba si lumba-lumba seraya memperlambat kecepatan renangnya.

"Boleh, tapi jangan mengganggu nelayan tua bekerja ya, tunggulah sampai ikan banyak didapat". Sang ibu pun berlalu bersama kawanan lumba-lumba, jauh meninggalkan baba sendiri.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline