Lihat ke Halaman Asli

Indra Sukmawati

Mahasiswa Universitas Jember

Minyak Goreng dan Keresahan Ibu Rumah Tangga

Diperbarui: 14 Juni 2022   14:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

Keresahan ibu rumah tangga di di berbagai daerah yang ada di Indonesia terjadi karena harga minyak goreng yang naik mulai dari bulan Maret saat sebelum puasa dan lebaran Idul Fitri. 

Ibu rumah tangga mengeluhkan harga minyak yang tak lazim bagi mereka, harga minyak goreng tersebut bahkan sampai menyentuh harga 28.000 perliter, hal ini sebenarnya tergantung pada merek yang digunakan, sebelum ini minyak juga pernah mengalami suatu kelangkaan bahkan jika membeli minyak harus memenuhi syarat pembelian satu orang hanya dapat membeli satu liter minyak dengan harga yang tidak murah, pasar modern dan tradisional kewalahan dalam mengatasi masalah naiknya minyak goreng dan kelangkaan minyak yang pernah terjadi tersebut, diseluruh daerah yang ada di Indonesia ini baik ibu rumah tangga dan ibu rumah tangga yang juga bekerja di luar rumah mengeluhkan tentang harga minyak goreng tersebut.

Harga minyak goreng yang naik, membuat para ibu-ibu rumah tangga mengeluh setiap harinya, mereka harus memutar otak dan mencari cara agar minyak goreng yang mereka gunakan dapat dipakai dalam dua sampai tiga pemakaian, karena tidak makanan yang mereka masak dapat dikukus atau tidak dimasak dengan minyak, hal ini dilakukan para ibu rumah tangga dalam kesehariannya. 

Keluhan yang mereka rasakan sampai membuat sebagian dari ibu rumah tangga ini berfikir “dikemanakan hasil sawit dari kebun yang ada di Kalimantan?” pemikiran ini apabila dilihat dari kondisi lapangan memang benar adanya, karena penebangan hutan di Kalimantan yang digunakan sebagai pohon sawit itu teramat sangat luas, hingga jika kita melihat keberbagai situs online berita akan melihat bagaimana banyaknya pohon sawit yang ditanam, contohnya saja Kalimantan Timur yang memiliki luas kebun sawit jika dilihat pada tahun 2020 mencapai luas 1. 374.543 Ha data ini termuat dalam disbun Kaltimprof. Luas kebun sawit yang sedemian luas ini mengapa sampai membuat minyak langka dan mahal yang sebenarnya hal ini sangat tidak wajar.

Kenaikan dan kelangkaan minyak disusul telah usai pada bulan April, namun harga minyak yang tak kunjung turun masih saja ada dan keresahan ibu rumah tangga juga belum mereda, usaha terus dilakukan oleh pemerintah, namun belum juga menemuka titik terang terkait harga minyak, hingga pada tanggal 22 Mei Presiden Jokowidodo bahwa saat ini pemerintah telah berupaya untuk menstabilkan harga minyak goreng agar harganya dapat dijangkau oleh para masyarakat, dan menerapkan berbagai kebijakan, namun pada bulan juni ini ternyata harga mintak masih mahal dan masih menyentuh angka 28.000 dalam satu liternya di pasar modern dan hal inilah yang sampai saat ini harus dialami oleh para ibu rumah tangga dan keresahan juga mereka rasakan sampai hari ini.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline