Lihat ke Halaman Asli

Sejarah yang Tertinggal di Teluk Jakarta (Pulau Kelor)

Diperbarui: 24 Juni 2015   20:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

:)

Gara-gara menonton acara Tv Mister Tukul Jalan-jalan di Taman Arkeologi Onrust, saya menjadi sangat berkeinginan untuk mengunjungi pulau yang konon katanya  angker tersebut, Alhamdulillah akhirnya kesampaian…

********

14 Km dari Daratan Jakarta, tepatnya di perairan Teluk Jakarta kapal perahu motor dengan kecepatan rendah membawa saya ke Taman Arkeologi Onrust (TAO). Menempuh waktu kurang lebih setengah jam dari dermaga Muara Kamal Jakarta Barat, dengan ombak yang tenang sampailah saya menjejakkan kaki di TAO Pulau Kelor. TAO sendiri merupakan objek wisata sejarah dan arkeologi yang membawahi 4 pulau yang saling berdekatan yaitu Pulau Kelor, Pulau Cipir, Pulau Onrust dan Pulau Bidadari. Pulau Kelor adalah sebuah pulau kecil yang tidak berpenduduk. Saking kecilnya pulau ini dapat kita kelilingi hanya memakan waktu 10 menit dengan berjalan kaki. Tidak ada penginapan, warung atau bangunan rumah apapun di pulau ini. Yang ada hanya sebuah benteng merah bata yang bernama Benteng Martello. Meskipun benteng ini mengalami reruntuhan di beberapa bagian, namun benteng ini masih terlihat gagah untuk menceritakan kepada kita tentang sejarah masa lalunya. Benteng ini berbentuk bulat melingkar yang bermanuver 360 derajat dengan banyak jendela besar di dinding-dindingnya. Di bangun oleh Belanda pada abad ke 17 sebagai menara pengawas sekaligus sebagai pertahanan dari serangan laut  Britania Raya (Inggris). Tidak puas melihat dari sisi luar, saya pun bergerak masuk ke dalam benteng Martello dan dengan semangat juang para pahlawan kemerdekaan :) berusaha menaiki jendela-jendela besar yang ada di dindingnya. Woww amazing. Pemandangan hamparan laut dan pulau-pulau disekitar menjadi lebih terlihat jelas. Terpaan angin laut yang menyejukkan dan deburan ombak pantainya membuat saya betah berlama-lama diatas benteng ini.  Berkhayal memakai sebuah teropong, saya seolah-olah menjadi bajak laut dalam filmnya Pirates of the Carribean yang sedang mengintai musuh-musuh yang datang dan siap menembakkan meriamnya. Hihihih…. Namun sangat disayangkan kalau pulau yang bersejarah ini kurang terawat dan kurangnya kesadaran dari pengunjung untuk menjaga kebersihan.  Para pemancing dengan seenak udel perut menancapkan paku di dinding-dinding benteng untuk jadi gantungan alat pancing, baju dan sebagainya. Belom lagi sampah-sampah berserakan ntah kiriman dari Jakarta atau sengaja dibuang oleh pengunjungnya. Bersama teman-teman seperjalanan yang lainpun kami berwisata sambil jadi ‘pemulung’ membersihkan pulau ini dari sampah-sampah. Dan hasilnya pun dapat terlihat secara signifikan pulau menjadi lebih bersih.  Sudah selayaknya lah kita bersama untuk turut berperan serta supaya situs-situs cagar budaya yang ada jangan sampai rusak, hilang apalagi punah. Dan belakangan saya tahu bahwa Pulau Kelor adalah pulau tempat kuburan orang-orang yang meninggal dari pulau-pulau sekitarnya. Berarti yang saya acak-acak tadi kuburannn…. 

:(

*Foto-foto diatas adalah dokumentasi pribadi penulis

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline