Lihat ke Halaman Asli

IBU

Diperbarui: 17 Juni 2015   08:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Ibu, kata yang menerawang ku dalam
Cinta pertamaku di dunia dan kau malaikat ku di dunia ini

Dua ratus tujuh puluh hari kau menunggu,mendoakanku, mendambakanku

Tangisku saat pertama, membuat kau menangis bahagia
"Inilah anaku,inilah bahagiaku"

Ibu cintamu ikhlas seperti putih salju yang menghangatkan
Putih dan bersih,
Walaupun anakmu ini nanti yang akan jadi kebanggaan mu atau cobaan untukmu
Menggendongku di pangkuanmu, sambil berdendang shalawat merdu

Ibu, oh ibu, kasihmu tak terbalaskan
Saat ku minta doamu,kesuksesan ku di duniabyang fana ini
Engkau selalu mendoakanku walau tak kuminta
Tulus, mendoakan anakmu ini yang belum bisa membahagiakan mu
Tapi sering kubalas, hanya tethitung doa yang ku panjatkan untukmu
Selalu kau peluk ku di depan orang-orang
Kadang ku merasa canggung, tapi hal itulah yang kurindu
Ya Alloh ampuni hamba

Kini kau menua, kini ku dewasa
Waktu tak terasa
Rasanya baru kemarin di gendongmu
Rasanya baru kemarin kau bilang cepat besar nak,
Rasanya baru kemarin ku mendengarkan sholawat merdu
Darimu,
Beriring waktu,sakit kau alami
Tapi tak pernah kau rasa,saat di depanku
Ingin rasanya sakit itu dipindahkan saja padaku
Ingin melihat mu bahagia, ibu

Ibu saat ku tanya apa keinginan terbesarmu
Kau selalu menjawab bahagiaku, bahagia anak-anakmu
Ibu, maaf selalu tak cukup untuk membalas cintamu
Cintamu tak terhitung untukku,untuk anak-anakmu
Bu sehat selalu

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline