Lihat ke Halaman Asli

Akhir Perjumpaan dari Si Cantik Rangkong yang Semakin Terancam

Diperbarui: 1 April 2019   12:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok: www.goodnewsfromindonesia.id

Burung Rangkong Malang telah kehilangan populasinya. Eksositem yang terus dirusak membuat jumlah populasi spesies burung langka ini menurun secara signifikan pada 2018 lalu. Sesuai dengan survey yang dilakukan PROFAUNA yang menyatakan bahwa perjumpaan burung Rangkong tercatat menurun hingga 60 persen.

Penyebab Turunnya Populasi Rangkong

Hilangnya populasi Rangkong secara darstis ini menjadi kabar duka yang cukup mengagetkan. Spesies yang masuk kedalam famili"Bucerotidae" ini masuk kedalam katagori burung eksotik Indonesia yang dilindungi. Namun sayangnya perlindungan pada habitat hewan ini masih belum maksimal. Seperti yang dikatakan oleh ketua PROFAUNA INDONESIA Rosek Nursahid, penyebab turunnya populasi burung Rangkong dikarenakan dua hal

Deforestasi

Maraknya kegiatan deforestasi atau penebangan hutan yang tidak terkendali menjadi faktor utama kurangnya populasi Rangkong di Malang Selatan. Hal ini diperuncing karena ulah masyarakat yang mengubah sebagian besar area hutan menjadi ladang atau lahan perkebunan.

Degradasi Hutan

Penebangan hutan yang terjadi secara terus-menerus membuat struktur lahan hutan yang menjadi rusak. Hal ini tentunya menimbulkan dampak negatif dan kerugian yang sangat besar bagi ekosistem satwa liar khususnya jenis hewan langka seperti burung Rangkong.

Hasil dari survey yang dilakukan pada 6 wilayah (Ampelgading, Sumbermanjing Wetan, Donomulyo, Bantur, Tirtoyudho, Gedangan)
tercatat ada tiga jenis burung Rangkong yang teracam yaitu Kangkareng Perut Putih (Anthracoceros Albirostris), Julang Emas (Aeros Undulatus) dan Rangkong Badak (Buceros Rhinoceros).

Karena kedua faktor diatas, perjumpaan burung Rangkong di alam liar yang semula mencapai 12 ekor, kini jumlah individu yang dapat dijumpai hanya sebanyak 4 ekor.

Gimana menurut kamu?

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline