Lihat ke Halaman Asli

Galih Prasetyo

TERVERIFIKASI

pembaca

Pesepak Bola Wanita Indonesia Belajarlah dari Papat Yunisial dan Aditi Chauhan

Diperbarui: 9 Juni 2023   17:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Aditi Chauhan - Thebridge.in

Sepak bola wanita Indonesia pernah memiliki sosok bernama Papat Yunisal. Ia dijuluki Ratu Sepak Bola Indonesia. Empat tahun lalu, saya berkesempatan wawancara dengan Papat Yunisal. Pengalaman yang sangat berharga.

Papat Yunisal mentas karier sebelum era sosial media. Papat bukan tipikal pesepak bola yang wara wiri di unggah foto atau video sosmed, ia sibuk dengan berlatih dan terus berlatih.

Papat lahir di Subang 11 Juni 1963. Di darahnya mengalir deras dunia olahraga. Sang ayah ialah Otman Atmo, olahragawan yang kerap tampil di Pekan Olahraga Nasional (PON) tingkat mahasiswa. Tujug cabor kata Papat sang ayah mengikuti event tersebut.

Banyak bercerita di awal karier dan ketertarikan pada sepak bola, Papat mengaku justru ia lebih dulu jatuh cinta pada olahraga hoki. Cukup serius kata Papat menceritakan aktivitasnya berlatih hoki saat masih muda.

Saat menempuh pendidikan di tingkat universitas, Papat mulai gandrung pada sepak bola. Namun Papat mengaku bahwa ia sempat perang batin kala itu.

Papat berkuliah di salah satu universitas jurusan keguruaan di Bandung. Kala itu, Papat mengaku bimbang antara menjadi seorang guru atau melanjutkan karier profesional sebagai pesepak bola.

Kondisi makin tak mengenakkan bagi Papat saat ia ternyata mendapatkan SK mengajar di salah satu sekolah di Bandung. Namun dengan kemantapan hati, Papat Yunisal terjun ke sepak bola.

"Saat itu masih sedikit perempuan yang main sepak bola. Bagi saya itu peluang namun juga tantangan tersendiri. Pak Indra Thohir (ketua klub Putri Priangan) melihat saya miliki skill bagus di lapangan," ungkap Papat.

Karier Papat Yunisial di lapangan hijau terus melejit. Di era Galanita, Papat termasuk pemain yang berpotensi. Pintu timnas Indonesia pun terbuka baginya pada 1981.

Setahun setelahnya, Papat sukses membawa Timnas Indonesia meraih runner up ajang ASEAN Women's Championship yang berlangsung di Thailand. Ia masih 17 tahun saat itu.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline