Saya sungguh beruntung bisa menikmati masa kecil di akhir 90-an hingga awal 2000-an. Bagaimana tidak saat masih duduk di bangku sekolah dasar, ada banyak aktivitas yang jika diceritakan kembali bikin senyum-senyum sendiri. Menariknya aktivitas itu juga hampir sama dilakukan oleh generasi sebaya saya, yah kalaupun ada yang beda tidak jauh-jauh amat.
Jangan tanya soal bagaimana pelajaran di sekolah, karena semua biasa-biasa saja cuma satu pelajaran yang tak biasa, yah apalagi kalau bukan matematika. Pelajaran satu ini bisa dibilang sebagai hal paling menakutkan bagi sebagian besar rekan-rekan sebaya saya. Apalagi rata-rata guru di sekolah dasar yang awalnya sangat lemah lembut di pelajaran lain berubah jadi garang saat belajar matematika.
Dan biasanya saya, atau mungkin juga rekan-rekan sebaya saya jika sudah masuk pelajaran matematika langsung berubah menjadi tekun dan terus menatap buku pelajaran, ini sih trik biar guru tidak memanggil kita ke depan kelas untuk mengerjakan soal.
Ah lupakan pelajran, pulang sekolah di siang hari juga jadi momen paling bahagia saat masih kecil dulu. Pulang dengan baju putih yang sudah tak lagi jelas warnanya karena bercampur keringat dan kotoran bekas jajanan istirahat tadi, ada bekas saos, permen, dan lain sebagainya.
Pulang sekolah selalu bareng teman-teman, tidak lupa membeli jajanan mulai dari dodol yang di atasnya ada sagu dan kacang tanahnya, atau es osron yang warnanya hampir sama dengan warna pewarna wantex untuk pakaian, atau membeli mainnan orang-orangan - itupun kalau masih ada uang sisa dari waktu istirahat.
Biasanya saat pulang sekolah, saya dan rekan-rekan mulai merencanakan aktivitas apa yang akan dilakukan sore nanti. Antara main bola di lapangan atau jalan-jalan tak jelas juntrungannya.
Sampai ke rumah, langsung kena omel ibu, yah apalagi kalau bukan karena baju putih saya yang sudah tak lagi kelihatan warna putihnya. Habis beres-beres dan makan siang, selanjutnya tidur siang. Dulu saat kecil, tidur siang ialah aktivitas yang paling saya tidak suka, baru setelah besar saja saya sadar bahwa tidur siang setelah makan siang kenikmatan yang hakiki.
Bangun dari tidur siang, saya langsung mandi dan bergegas ke Taman Pendidikan Alquran (TPA), kelar baca Iqro sampai kira-kira habis sholat Ashar, aktivitas main kembali dilakukan. Tentu saja tanpa dulu pulang ke rumah, dan akibatnya setelah pulang kena omel lagi oleh ibu.
Rencana yang tadi siang direncanakan bisa berubah seketika, awalnya ingin main bola di lapangan jadi jalan-jalan muterin tempat tinggal kita, yang awalnya ingin jalan-jalan malah jadi main bola. Pokoknya saat itu suka-suka kami lah maunya bermain apa.
Namun, kadang aktivitas sore hari juga tidak dilakukan karena saya biasanya langung pulang untuk menonton film favorit generasi 90-an, Ksatria Baja Hitam yang diperankan oleh Kotaro Minami. Atau menonton film favorit yang lain, apalagi kalau bukan The Legend of Condor Heroes, Yoko dan Bibi Lung.
Nah jika sudah memasuki hari Minggu, itulah hari kebebasan saya. Jika di hari sekolah, saya mungkin tak sebebas anak-anak lain yang bisa nonton Baja Hitam atau Yoko, orang tua saya sedikit lebih ketat soal menonton televisi jika hari sekolah. Maka di saat tiba hari Minggu, ajang pembelasan pun dilakukan.