Lihat ke Halaman Asli

Golkar, Golongan Karya Bukan Karya Golongan

Diperbarui: 17 Juni 2015   08:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

GOLONGAN KARYA BUKAN PUNYA PRIBADI

Tahun 1970 bapak saya yang pegawai negeri staf rendahan administrasi DPRD Tkt II Kodya Manado menjelaskan pada saya bahwa karena Golongan Karya bukan partai, maka bapak saya mau menjadi anggota Golongan Karya, selain itu, Golongan Karya juga menjadi wadah bagi pegawai negeri seperti bapak saya. Lalu bapak saya memberi penjelasan panjang lebar tentang dasar, rencana, tujuan, dan keberhasilan yang harus dilakukan oleh Golongan Karya bagi negeri dan rakyat.

Dan saya tetap ingat waktu bapak saya bilang; “Tommy, Golongan Karya itu bukan punya siapa-siapa, tetapi punya pegawai negeri.”

Saya bangga waktu bapak saya bilang begitu, dan walaupun saya tidak jadi pegawai negeri, saya tetap bangga pada Golongan Karya.

Dan sekarang tahun 2015, bapak saya tidak tahu lagi jika Golongan Karya malah dahsyat diperebutkan oleh bukan pegawai negeri menjadi milik pribadi.

Weleh-weleh!

Apapun proses update pada hari ini, saya yakin bapak saya sebagai generasi pertama yangturut mempromosikan Golongan Karya menjadi wadah yang membawa negeri dan rakyat kepada kesejahteraan yang sejati, sangat prihatin sebab cita-cita awal menjadi luntur oleh generasi sekarang.

GOLONGAN KARYA ITU MENSEJAHTERAHKAN NEGERI DAN RAKYAT

Tujuan Golongan Karya didirikan itu adalah untuk memajukan negeri melalui pemerintahan negara yang bersih, hormat, dan komit. Golongan Karya menampung semua keperluan rakyat lalu diolah dan direalisasikan sehingga rakyat tidak menderita, kelaparan, dan sengsara.

Golongan Karya itu memberi rakyat kesejahteraan melalui pemerintahan yang diembaninya. Cita-cita awal untuk membuat pegawai negeri bersih supaya menciptakan kesejahteraan rakyat dengan segera; karena Golongan Karya itu muncul dari rakyat, yang mengolah adalah rakyat, untuk menjadi rakyat kembali..

Sayang generasi berikutnya menjadikan Golongan Karya meninggalkan cita-cita awal lalu membuat perlakuan yang baru yang mensejahterakan diri sendiri.

Golongan Karya lupa rakyat, karena yang dicuatkan adalah perang kursi dan perang mulut. Otak mengkreasi cara untuk memperjuangkan kesejahteraan rakyat dibungkam dengan hebat, dan otak dikreasikan superdahsyat untuk memperjuangkan keuntungan diri sendiri semaksimalnya.

Kepentingan sendiri dan kepentingan cita-cita diri menutupi kepentingan dan cita-cita rakyat. Golongan Karya entah mau dibawa ke jurang mana oleh generasi sekarang ini.

Kepentingan politik pribadi yang menguasai jantung Golongan Karya, dimana generasi pelanjut yang bukannya memperbesar dan memperkuat Golongan Karya, tapi malah menggerogoti, memecahkan, dan mendiirikan pesaing Golongan Karya; sementara yang lain yang masih ada justru melakukan hal yang sama melemahkan Golongan Karya dari dalam.

GOLONGAN KARYA ITU JANTAN, BERTANGGUNGJAWAB, DAN TETAP KONSISTEN

Saya malu jika ingat semangat bapak saya sebab kenyataan adalah jauh dari harapan bapak saya; yang mengharapkan pertahanan dan peningkatan kesejahteraan negeri dan rakyat bisa direalisasi oleh Golongan Karya secara sejati.

Kepada generasi Golongan Karya sekarang ini, mohon berhentilah berseteru, supaya kembali bangun melaksanakan tujuan Golongan Karya untuk mensejahterakan negeri dan rakyat, kembali menjadi pegawai negeri yang mengatur pemerintahan untuk kesejahteraan negeri dan rakyat, kembali bersatu untuk memerintah negeri menuju kesejahteraan negeri dan rakyat.

Golongan Karya itu jantan dalam berkarya, bertanggungjawab dalam fungsi, dan tetap konsist pada prinsip. Mengapa satu dua orang merasa bisa menghancurkan Golongan Karya?

Dalam kehidupan demokrasi yang diatur melalui ketetapan perundang-undangan kepartaian di Indonesia, adalah Golongan Karya adalah juga partai yang berdiri diatas dasar-dasar dan syarat sebagai sebuah partai, namun dalam fungsinya maka Golongan Karya itu mulai dari Direktur Jenderal sampai tukang kunci pintu gerbang halaman kantor pemerintahan, dan dalam aplikasinya maka Golongan Karya itu adalah Presiden sampai ke jabatan terendah di kantor partai, Golongan Karya itu dari Panglima teritinggi Angkatan bersenjata sampai pangkat terendah dalam struktur instansi, dan Golongan Karya itu adalah semua manusia Indonesia yang bernafas bekerja dalam melanjutkan kehidupan.

Dalam kenyataannya begini, masakah cuma satu atau dua orang yang menganggap bahwa dirinyalah adalah pemilik Golongan Karya?

Golongan Karya itu bukan milik satu dua orang. Golongan Karya itu juga bukan karya satu atau dua golongan. Tapi Golongan Karya itu adalah Karya Indonesia.

Golongan Karya adalah Indonesia

Salam Indonesia sejahtera

Tuhan memberkati Indonesia

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline