Lihat ke Halaman Asli

(10) BBM, Sakit Kaki, Obati Kepala

Diperbarui: 18 Juni 2015   03:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

GONJANG-GANJING

Setiap tahun BBM menjadi topik yang mengemuka di Indonesia. Berbagai pendapat muncul, untuk pro gonjang-ganjing BBM maupun rakyat banyak yang antikenaikan harga BBM.

Dipihak pemerintah sebagai pemilik kebijakan, menaikkan harga BBM adalah bernilai psikologis tinggi bahwa mampu melakukan tindakan penyelamatan keuangan negara, sedangkan dipihak rakyat umum pengguna BBM terposisi sebagai korban keputusan semena-mena. 

Dalam pengelolaan managemen BBM, ke dua dampak yang sangat bertolakbelakang itu adalah keadaan yang tidak bisa dihindari.

Seperti tidak ada solusi lagi yang bisa menolong pemerintah maupun rakyat selain menaikkan harga BBM.

Sejak Indonesia merdeka, ketika BBM disadari sebagai barang utama keperluan sehari-hari, setiap kebijakan pemerintah untuk menaikkan harga BBM langsung berdampak buruk kepada rakyat umum, dimana pada kemudiannya semua sistem kebutuhan sehari-hari rakyat, akhirnya menerimatanpa berdaya.

Ibarat orang sakit di kaki, tapi minum obat untuk sakit kepala. Sebab tahun ini, gonjang-ganjing sudah dimulai kembali.

KAFILAH

Menjadi perhatian kita bahwa, apapun akibat yang dipikul rakyat umum, kenaikan harga BBM itu adalah keharusan.

Pemerintah berlaku bagai kafilah padang rumput, tidak peduli pada teriakan orang, terus saja maju melindasiapapun onak yang menghalangi. Tidak masalah bagi pemerintah.

Memang harus diakui, karena penyelesaian persoalan BBM itu tidak bisa dilakukan dalam waktu yang pendek, maka pemerintah memilih untuk menaikkan harga lalu segera rakyat umum yang menyelesaikan sendiri persoalan kesehariannya. Jika BBM tetap dipertahankan sebegini, maka negara akan menuju kekebangkrutan, makanya rakyat umum dimintakan pengertiannya untuk menyetujui menerima keputusan penaikan harga BBM. Segala akibat diserahkan kepada rakyat, dan menjadi tanggungjawab rakyat untuk mensurvivalkan diri.

Sebagai pemerintah dapat dipahami mengapa ia bertindak demikian, namun sebagai orang-orang terpilih memangku tanggungjawab itu, adalah terlalu naïf jika hanya menyimpulkan bahwa demi kepentingan negaralah dan karena tidak ada jalan lain kecuali terpaksalah, maka dengan berat hati harga BBM dinaikkan.

Kenaifan yang terpelihara sebagai perilaku manja, karena sebagai orang terpilih dengan tingkat kecerdasan setinggi demikian, tetapi hanya melenakan diri pada kesimpulan terpaksa.

ELEGANSI

Pemerintah harus memperbaiki pemikiran, bukan membuntukan pikiran, seolah jika pemerintah tidak mampu mencari jalan keluar, tentu apalagi rakyat umum; sebab sebagai rakyat mana mungkin ia mampu mencarikan solusi? Orang yang menjabat di pemerintah apa lupa bahwa ia sebelumnya adalah rakyat? Apakah ia datang turun begitu saja dari langit, sehingga ia menganggap keputusan menaikkan BBM adalah keputusan paling super dalam menyelamatkan keuangan negara?

Pemerintah hanya berdiri diatas psikologi jabatan, bukan berdiri pada dinamisnya pikiran. Dan akibatnya, bukannya pemerintah yang pontang-panting berupaya menyelamatkan negeri, untuk menyelamatkan kehidupan rakyat, malahan semua rakyat yang harus pontang-panting menyelamatkan diri sendiri, untuk menyelamatkan keuangan negara.

Antiklimaks ilmu pengetahuan tertinggi.

IBARAT

Diibaratkan sebuah dusun yang terdiri dari beberapa rumah yang dihuni oleh beberapa keluarga, yang dikepalai oleh seorang yang paling tua di situ; kemudian pergerakan ekonomi yang berjalan menghasilkan pendapatan bagi seluruh penghuninya sebesar Rp 1.000.000 per tahun.

Dalam dusun ada sepuluh toko, tiga ladang sawah, lima ladang palawija, dan satu petak kolam berisi seribu ekor ikan. Seluruh penghuni bekerja sekeras-kerasnya mengolah semua asset dusun tersebut, namun Rp 1.000.000 itu hanya mampu menyediakan makanan dalam limabelas hari setiap bulan. Dusun semakin berat menyediakan keperluan penghuninya.

Lalu pemimpin dusun memutuskan untuk meminjam uang dari kampung tetangga untuk beli beras dari kampung lain, juga meminta tetangga untuk berinvestasi membuka ladang dan kolam didalam dusun.

Alhasil, selamatlah penghuni dusun dari kelaparan.

Namun tidak berlama-lama, keadaan kembali lagi seperti sebelumnya. Tetangga yang membangun kolam membawa panen ikannya kekampungnya, yang membuka ladang membawa hasilnya juga, lalu mulai menagih hutang yang dipinjamkan.

Menghadapinya, kepala dusun lalu menaikkan harga barang-barang yang dijual ditoko.

Lalu dusun semakin terpuruk katimbang sebelum ia minta bantuan tetangga.

Indonesia tidak beda dengan ibarat ini.

CARA

Dilihat dari wilayah dusun itu, di sana ada tanah kosong seratus kali lebih luas dari pemukiman penduduk dusun yang tersia-sia begitu saja. Penduduk dusun lebih suka berputar-putar pada toko sawah ladang dan kolam yang sudah ada, katimbang memanfaatkan tanah kosong yang berluas-luas itu. Kepala dusun lebih tertarik untuk menyerahkan pengelolaan tanah kepada tetangga katimbang ia mengolahnya sendiri. Seluruh penghuni dusun terlena pada investasi dan pinjaman, sehingga ketika semua bantuan tetangga yang diharapkan kenyataannya malah mempurukkan dusun, maka dusun memilih untuk menaikkan harga barang katimbang cari cara yang lain.

Indonesia lebih luas dari dusun ibarat itu. Pengelolaan tanah dan air yang terintegrasi secara utuh akan memberi keuntungan berlimpah kepada Indonesia tanpa harus bergantung pada investasi dan pinjaman luarnegeri.

Pemerintah hanya membuat tanah dan air menjadi aktif, maka pemerintah akan memproduksi pendapatan baru yang terus bertambah setiap waktu, dimana tidak lama waktu kedepan, Indonesia sudah mampu membayar semua hutang, dan membeli semua investasi, tanpa perlu menyusahkan pihak lain.

Indonesia boleh menaikkan harga BBM dan berani mengikuti harga sehari-hari dunia, juga Indonesia tidak perlu lagi mensubsidi listrik atau lainnya, sebab rakyat mampu memenuhkan semua itu tanpa mengganggu pemerintah lagi.

Semua kebaikan itu hanya datang dari satu keputusan pemerintah untuk menge2phkan tanah dan air negeri.

Program 50R yang dijalankan dengan integrasi tinggi akan menyelesaikan masalah BBM setidaknya pada tahun ke delapan sesudah program dimulai, menambahkan pendapatan negara diluar yang sudah ada sekarang, dan menyediakan kelangsungan hidup bagi anakcucu nenekmoyang.

Sementara jika Indonesia tetap seperti pada keadaan saat ini, mempertahankan ketergantungan pada pola pengelolaan negara sampai sejauh ini, maka setiap tahun Indonesia akan mengakumulasikan semua dampak yang terjadi disatu waktu kedepan, yang akan mengakhiri NKRI sebagai satu sejarah.

Terlalu naïf kita di dekade sekarang ini jika membiarkan Indonesia hilang hanya karena ketegaran tengkuk pengelola negeri bukannya berpokok pada kekokohan kebangsaan rakyat Indonesia.

Pemerintahan baru Presiden Joko Widodo, yang diharapkan lebih setengah rakyat Indonesia untuk mensejahterakan Indonesiaa, bertanggungjawab atas kelangsungan negeri ini di masadepan. Bukannya berpikiran itu tanggungjawab presiden nanti, tokh saat itu generasi sekarang sudah tidak mengalami lagi.

Jangan naïf.

Mari mengobati kaki yang sakit dengan obat sakit kaki.

Mari kita semua buka hati.

Sebab buka telinga hanya membuang yang didengar lewat telinga sebelah, buka mata hanya menghilangkan yang dilihat ketika berkedip, namun buka hati akan menampung segalanya lalu mengolahnya ulang,

(BERSAMBUNG)

Salam Indonesia Sejahtera

Tuhan memberkati Indonesia




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline