Di balik Film Labuan Hati
Perempuan sering ditafsirkan sebagai makhluk yang sulit ditebak, apalagi dalam urusan percintaan. Hal tersebutlah yang dibidik oleh sutradara Lola Amaria dalam film terbarunya yang berjudul Labuan Hati. Lola ingin menampilkan sebuah cerita tentang who are women and what women really want dan menarasikan apa yang kita pikirkan sehari-hari tentang perempuan dan segala hal yang berhubungan dengannya.
Cinta merupakan insting dasar manusia, namun cinta bisa menjadi sangat rumit dan multitafsir jika dikaitkan dengan hati perempuan, Ada perempuan yang rela bertahan dalam sebuah hubungan yang hambar karena tidak ingin kehilangan status seperti karakter Bia. Ada perempuan yang mengorbankan kebebasan demi komitmennya kepada kekasih seperti Indi. Ada pula perempuan yang susah melupakan kenangan pada mantan meskipun pernah dilukai dan disakiti seperti Maria. Film Labuan Hati memotret isu-isu tentang perempuan dan cinta secara apik dengan menampilkan tiga kisah perempuan dengan karakter dan jalan hidup yang berbeda.
Karakter Bia yang diperankan oleh Kelly Tandiono merupakan perempuan berumur 39 tahun. Memiliki suami dan satu anak. Hidupnya tercukupi membuatnya mampu mengoleksi pakaian-pakaian mewah. Seharusnya Bia sudah puas dalam kehidupan keluarganya. Namun ternyata tidak. Bia justru ingin lari dan menyepi. Kemudian karakter Indi yang diperankan oleh Nadine Chandrawinata merupakan sosok perempuan petualang, menyukai kebebasan dan alam bebas. Sayangnya ia memiliki tunangan yang membatasi kecintaannya tersebut. Demi membuktikan rasa sayangnya pada kekasihnya, Indi rela menukar kebebasannya. Sementara karakter Maria diperankan oleh Ully Triani, seorang perempuan yang susah move on dari kekasihnya terdahulu. Ia selalu menyalahkan dirinya karena mantan kekasihnya berselingkuh dan pergi meninggalkannya.
Di antara mereka hadir Mahesa yang diperankan oleh Ramon Y Tungka, seorang pelatih diving yang mempunyai kepribadian kuat. Mahesa memimpin petualangan ketiga perempuan tersebut di Labuan Bajo. Ada yang mengatakan jika ada wanita terjebak dalam sebuah petualangan dengan seorang pria, maka pada akhirnya mereka akan saling tertarik. Seperti itulah yang terjadi pada Bia, Indi, dan Maria yang akhirnya jatuh hati pada Mahesa dan saling berlomba-lomba menjadi nomor satu di mata Mahesa.
Dalam konteks cerita Bia, Indi dan Maria yang menyerahkan hati pada satu pria, bisa dikatakan Mahesa adalah lelaki paling beruntung karena diperebutkan oleh tiga perempuan. Hal ini memunculkan sebuah pertanyaan retoris; Apakah kebebasan memilih dan dipilih dalam cinta lebih berpihak pada perempuan atau lelaki?
Perempuan sering diasosiasikan sebagai makhluk yang harus menunggu kedatangan cinta seperti Putri Salju menunggu sang pangeran. Namun tidak seperti Putri Salju yang harus rela tertidur bertahun-tahun lamanya menunggu pangeran untuk membangunkan dirinya. Bia, Indi, dan Maria memilih bergulat dengan semua problematika hidup mereka. Mereka memilih lari ke Labuan Bajo, melakukan intropeksi, sehingga mendapatkan jawaban atas makna hidup. Di Labuan Bajo, para perempuan ini bebas dan berhak menentukan ke mana arah hidup mereka selanjutnya, termasuk memilih memperebutkan Mahesa.
Lalu bagaimana dengan pilihan Mahesa? Semua pria ingin merasa menjadi jagoan. Sifat ini merupakan bawaan lahir ada dalam diri pria. Karena itu pria menyukai hal-hal yang bersifat kompetitif untuk menunjukkan supremasi. Dalam percintaan, pria didesain untuk jatuh cinta dan mengejar wanita pujaannya. Sementara wanita sering diasumsikan sebagai pihak yang menerima cinta. Apakah Mahesa akan memilih salah satu dari ketiga perempuan tersebut untuk menjadi kekasihnya? Lalu siapa yang akhirnya dipilih oleh Mahesa? Apakah nanti ada hati yang terluka?
Saksikan pergulatan kisah Bia, Indi, dan Maria dalam mendapatkan hati Mahesa dalam film Labuan Hati. Sebuah kisah perempuan yang dibalut apik dengan keindahan alam Labuan Bajo. Film ini akan puas mengaduk-aduk perasaan sekaligus memanjakan mata Anda. Saksikan di bioskop kesayangan Anda mulai tanggal 06 April 2017.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H