Lihat ke Halaman Asli

Hendri

Penulis

Dr. Nugroho Widiasmadi Teknologi Biosoildam MA 11 T Pertanian Berkelanjutan di Indonesia

Diperbarui: 7 Maret 2024   06:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok. pribadi

Dr. Nugroho Widiasmadi Teknologi Biosoildam MA 11 T  Pertanian Berkelanjutan Di Indonesia

Jakarta, 5 Maret 2024 - Teknologi Biosoildam MA 11, hasil karya Dr. Ir. Nugroho Widiasmadi, penerima Kalpataru 2023  membawa perubahan signifikan dalam sektor pertanian Indonesia. Melalui pendekatan organiknya, teknologi ini tidak hanya meningkatkan produksi dan keuntungan petani, tetapi juga merespon tantangan alam seperti kekeringan, yang telah merugikan produksi padi nasional.

Data terbaru dari Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat penurunan produksi beras nasional sebesar 1,39% pada tahun 2023, terutama dipengaruhi oleh fenomena El Nino.

Untuk mengatasi tantangan ini, Teknologi Biosoildam MA 11 hadir sebagai solusi berkelanjutan yang telah terbukti tangguh.

Penerapan Biosoildam MA 11 di SP 5 Halmahera Timur adalah contoh nyata bagaimana teknologi ini menciptakan ketahanan pangan dengan  pendekatan Bioekonomi  pertanian  terintegrasi  yang dilengkapi Laboratorium Produksi Mikroba Decomposer  MA11 yang  melibatkan produksi pakan, pupuk, bibit, dan menjaga kesehatan tanah yang semua   bersumber limbah yang ada di desa tsb.

Hasilnya, bukan hanya meningkatkan produksi tetapi juga menjaga ekosistem pertanian.

"Penurunan produksi beras nasional disebabkan oleh El Nino, yang memengaruhi luas panen padi dan produksi beras. Namun, Teknologi Biosoildam MA 11 muncul sebagai solusi untuk menghadapi tantangan ini," ungkap Nugroho

Pendekatan organik dalam Teknologi Biosoildam MA 11 memberikan dampak positif terhadap lingkungan dengan mengurangi penggunaan bahan kimia berbahaya.

Ini sejalan dengan visi Nusantara Food Estate untuk membentuk pertanian yang tangguh, berdaya saing, dan ramah lingkungan.

Teknologi MA11 di daerah lain  hasilkan Bawang merah  :  di Gorontalo pak amrin 32 ton/ha,  di Gianyar  25 ton/ha, di  Bengkulu 23 ton/ha

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline