Ada cerita dari seorang teman saya, Fathi Yazid Attamimi. Kisahnya tentang peran Turki dalam perjuangan rakyat Suriah, sejauh yang dia lihat dengan mata kepala sendiri dan dengar dari para saksi mata, ada sejumlah poin.
1. Turki membuka perbatasannya untuk semua orang, baik bertujuan perang apalagi kemanusiaan. Memang secara resmi Turki menempatkan pasukan sepanjang garis perbatasan, berpatroli menjaga kawat-kawat berduri yang memisahkan Turki dengan Suriah. Tapi secara tidak resmi Turki mempersilakan semua orang masuk Suriah
Fathi Yazid dan Ikrimah Yazed Attamimi serta Ahmad Kindi mengalami sendiri kejadian dimana pasukan Turki yang memergoki kami melintas batas malah mendiamkan dan segera berbalik arah pura-pura tidak melihat. Pernah juga sewaktu keluar Suriah di depan dia tiba-tiba melintas sebuah truk angkut personil berisi belasan Jandarma alias tentara perbatasan Turki. Reaksi mereka sungguh mengharukan. Bukannya menangkap saya dan kawan-kawan. Mereka malah memalingkan muka lalu memberi isyarat supaya Fathi, dkk segera melanjutkan perjalanan
Kisah serupa bukan cuma dialami Fathi. Ratusan orang Indonesia yang datang ke Suriah pun begitu pengalamannya
2. Ada sebuah grup mujahidin di Suriah, Namanya grup Mehmet Al-Fatih. Dipimpin seorang muhajirin Turki, Mayoritas anggotanya mujahidin asing. Suplai senjata mereka dari militer Turki. Tentu tidak secara resmi, Tapi semua tau banyak senjata mereka canggih mereka miliki cuma bisa dimiliki militer negara, Bukan cuma senjata yang umum dijumpai di medan perang. Mereka punya senjata penghancur tank dengan penuntun laser, Alat penggali terowongan bawah tanah, Dsb. Banyak personil grup ini anggota militer Turki, Tentara aktif, Bukan mantan, Masih menerima gaji dari Turki, Dan ditugaskan untuk melatih grup-grup mujahidin
Salah satu peran penting mereka membantu pemulangan para mujahidin asing yang habis visanya karena sewaktu masuk Suriah para mujahidin itu melalui Turki dan maksimal visa berlaku 90 hari. Kalau melalui grup ini insyaAllah aman dari deportasi atau penangkapan. Selain itu mereka bisa membuatkan pasport Turki untuk para pengungsi yang punya tempat tinggal di negara lain karena pasport Suriah banyak ditolak. Banyak dari para pengungsi yang mereka bantu kemudian masuk Malaysia dan sampai sekarang dilindungi dan diayomi oleh negara tetangga kita itu
3. Tercatat dua kali Jandarma menghajar pesawat MiG Suriah. Satu kali pada peristiwa bombardemen Yamadiyah sekira 2 tahun lalu. Ketika itu pesawat-pesawat MiG Suriah menghujani wilayah perbatasan Latakia - Turki dengan roket dan bom. Salah satu lokasi yang kemudian dijadikan pos pengungsian warga sipil adalah daerah Yamadiyah, Persis depan hidung pos Jandarma di seberang kawat berduri
Suatu kali sebuah pesawat MiG Suriah melayang diatas Yamadiyah, Menarget warga sipil yang berlindung di sana demi melemahkan mental mujahidin. Seorang saksi mata menceritakan pada saya bahwa begitu roket pertama ditembakkan pesawat MiG, Segera peluru anti pesawat udara milik Turki dilesakkan dan mengejar pesawat sialan itu !
Terjadi kejar-kejaran di udara antara pesawat MiG dengan peluru yang memburunya. Belum puas menembakkan satu peluru, Jandarma membidikkan lagi peluru keduanya yang berduet dengan peluru pertama segera menghajar sasaran ! Pesawat MiG apes itu terkena buntut dan sayapnya, Meledak di udara, Terbelah lalu jatuh di dalam sebuah lembah di Jabal Turkman !
Singkat cerita terjadi deal antara Turki dengan mujahidin supaya dikabarkan bahwa pesawat MiG terkena senjata anti pesawat milik mujahidin yang sederhana, Bukan ditembak Jandarma. Bangkai pesawat sebagai saksi sejarah sampai sekarang masih terkapar di tempat jatuhnya. Dan alhamdulIllah hingga hari ini tidak satupun pesawat Suriah berani mengincar seluruh camp pengungsi dekat perbatasan Turki !
Kapok !