Lihat ke Halaman Asli

Indobot Academy

PT Ozami Inti Sinergi

Komponen IoT: Peran Aktuator

Diperbarui: 16 Oktober 2024   13:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Internet of Things (IoT) telah merubah cara berinteraksi dengan dunia fisik. Dengan menghubungkan berbagai perangkat dan mengumpulkan data, IoT memungkinkan otomatisasi serta pengambilan keputusan yang lebih cerdas. Di jantung sistem IoT ini terdapat Komponen IoT kunci yang disebut aktuator. Jika sensor berperan sebagai indra yang mengumpulkan informasi, maka aktuator adalah otot yang menjalankan perintah. Artikel ini akan mengupas peran krusial aktuator dalam ekosistem IoT.

Apa Itu Aktuator ?

Aktuator adalah komponen mekanis atau elektro-mekanis yang mengubah energi input menjadi gerakan mekanik. Sederhananya, aktuator adalah "otot" dari suatu sistem, yang menerima sinyal kontrol dan kemudian menghasilkan gerakan. Energi input yang umum untuk menggerakkan aktuator meliputi energi listrik, pneumatik (udara terkompresi), dan hidraulik (cairan bertekanan).

Jenis-jenis Aktuator

Aktuator punnya kategori berdasarkan sumber energinya. Klasifikasi ini berkembang lagi berdasarkan jenis gerakan dan aplikasi utamanya. Berikut adalah beberapa jenis aktuator yang umum:

Linier:

  • Menghasilkan gerakan lurus atau bolak-balik.
  • Contoh: Silinder pneumatik, aktuator listrik linear, aktuator piezoelektrik.
  • Aplikasi: Aktuator linier untuk sistem otomasi industri, seperti mesin CNC, robot, dan sistem perakitan.

Rotari:

  • Menghasilkan gerakan berputar.
  • Contoh: Motor listrik DC, motor stepper, servo motor.
  • Aplikasi: Aktuator rotari dalam berbagai aplikasi, mulai dari peralatan rumah tangga, otomotif, hingga sistem kontrol industri.

Piezoelektrik:

  • Menggunakan efek piezoelektrik untuk menghasilkan gerakan yang sangat presisi dan cepat.
  • Contoh: Aktuator piezoelektrik dalam aplikasi yang membutuhkan gerakan kecil namun sangat akurat, seperti mikroskop, jam tangan, dan peralatan medis.

Termal:

  • Menggunakan perubahan suhu untuk menghasilkan gerakan.
  • Contoh: Bimetal, aktuator wax.
  • Aplikasi: Aktuator termal dalam termostat, sakelar suhu, dan sistem kontrol suhu lainnya.

Magnetik:

  • Menggunakan gaya magnet untuk menghasilkan gerakan.
  • Contoh: Solenoid, aktuator magnet permanen.
  • Aplikasi: Aktuator magnetik dalam berbagai aplikasi, seperti katup, rem, dan kopling.

Cara Kerja Aktuator

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline